Final sesama pemain Thailand tercipta pada sektor tunggal putri, setelah Gregoria dan Putri tersisih di babak semifinal yang berlangsung di Bắc Giang Gymnasium, Sabtu (21/5) siang. Dalam tempo 43 menit, Pornpawee Chochuwong dapat mengatasi perlawanan Putri dengan skor 21-16, 21-9.
Pemain berperingkat 51 dunia yang berusia 19 tahun itu mendapat medali perunggu pada debutnya dalam pesta olahraga Asia Tenggara ini.
Tunggal putri Thailand lainnya, Phittayaporn Chaiwan, menang dua gim langsung atas Gregoria di babak empat besar. Pemain berperingkat 21 dunia itu memerlukan waktu 35 menit untuk mengakhiri perlawanan Gregoria dengan skor 21-18, 21-15. Indonesia pun meraih perunggu kedua dari sektor tunggal putri, sekaligus perunggu kedua bagi Gregoria setelah SEA Games Kuala Lumpur 2017.
"Meski berusia 21 tahun, Gregoria adalah tunggal putri paling senior di pelatnas. Namun, sejak menjadi juara dunia yunior 2017, tak ada dobrakan yang dia buat pada level yang lebih tinggi. Performanya mulai diimbangi pemain-pemain yang lebih muda di pelatnas, salah satunya Putri," tulis Kompas, Minggu (22/5).
Phittayaporn adalah pemain yang berusia dua tahun lebih muda dari Gregoria. Pada level yunior, Gregoria selalu menang dalam tiga pertemuan. Akhir pekan lalu, Phittayaporn akhirnya kesampaian meraih kemenangan perdananya atas Gregoria, sejak kedua pemain bertemu pada tahun 2015. Saat ini, Gregoria menempati peringkat 30 dunia, sementara Phittayaporn ke-21.
Ketika sektor tunggal putri menurunkan kekuatan utama, tunggal putramengandalkan pemain-pemain pelapis. "Namun, seperti tunggal putri, pemain tunggal putra kesulitan bersaing meski dalam level Asia Tenggara. Chico Aura Dwi Wardoyo tersingkkir pada perempat final, sementara Christian Adinata di babak pertama," tulis media harian tersebut dalam artikel berjudul "Nomor Tunggal Tertinggal".