“Kami selalu mencoba terus selama masih ada kesempatan. Jangan pernah menyerah sebelum lawan sudah menyelesaikan game, karena tidak ada yang tidak mungkin,” kata Kevin Sanjaya seperti dikutip Badmintonindonesia.org.
Kevin mengaku keberhasilannya mendulang medali emas tak luput dari mukjizat Tuhan. “Iya saya menangis karena dapat mukjizat dari Tuhan, ternyata Tuhan sebaik itu memberi hal yang nyaris mustahil. Harus menunggu empat tahun lagi kalau mau dapat emas Asian Games, itu juga belum pasti, jadi hari itu benar-benar merasa bahwa mukjizat itu nyata,” ungkapnya.
Meraih gelar juara di Asian Games ternyata merupakan salah satu target impian pasangan ganda putra terbaik dunia ini. Sebab, Kevin/Marcus belum pernah sekalipun menjuarai major turnamen. Berkat raihan manis itu, tetes air mata bahagia pun tak kuasa dibendung pebulutangkis besutan klub PB Djarum ini.
“Pastinya seneng banget bisa dapat emas, akhirnya bisa juara di major event, karena banyak yang bilang kami juaranya cuma turnamen superseries saja, tapi belum terbukti di major event. Saya sampai sudah tidak bisa ngomong apa-apa, cuma menangis. Ini pertama kalinya saya sampai menangis kayak gitu. Sebelumnya saya tidak pernah menangis waktu juara,” tuturnya.
Meski berhasil meraih medali emas, namun Kevin memuji penampilan apik Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang mampu memberikan tekanan dan perlawanan sengit pada partai final Asian Games 2018, kemarin.
“Fajar/Rian benar-benar bermain pada peak performance mereka, malah lebih dari itu. Fajar/Rian jarang membuat kesalahan sendiri dan benar benar saling mengisi. Setelah pertandingan saya bilang, terima kasih untuk hari ini, kami benar-benar hoki, kalian main sangat baik,” tandasnya.