"Hanya untuk diketahui, sejauh ini kami masih menunggu petunjuk dari Pak Ketum (ketua umum)," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, melalui siaran pers Humas PP PBSI, Rabu (21/12) petang.
Rionny juga menyatakan, PP PBSI tidak bisa menolak atau menahan permohonan pengunduran diri Nova. Karena ini menyangkut hak seseorang untuk terus melanjutkan karier sebagai pelatih di pelatnas PBSI atau tidak. "Keputusan Nova untuk mengundurkan diri dari pelatnas PBSI tersebut, merupakan hak si pelatih. PBSI tentu tidak bisa menolak," jelasnya.
PBSI sebagai sebuah organisasi, lanjut Rionny, memang tidak memiliki kuasa untuk menahan atau menolak sebuah keputusan yang sudah diambil oleh sang pelatih yang memilih untuk tidak meneruskan ikatan kerja di pelatnas PBSI. "Kita tidak kuasa untuk menghalang-halangi pelatih yang mencari tantangan di mana saja, termasuk di luar negeri," kata Rionny.
Nova memutuskan pindah ke Malaysia dan melatih di Badminton Association of Malaysia (BAM) dengan alasan jenjang karier yang lebih baik. Pria berumur 45 tahun ini sudah mendapatkan tawaran melatih dari BAM sejak mendampingi atlet dalam turnamen Japan Open 2022 pada September lalu. Dia akan menjalani tugasnya mulai Januari 2023. "Keputusan ini sebenarnya pilihan, ya. Selama di sini tidak ada kontrak dan kemudian ada penawaran dari BAM. Tidak mungkin saya ambil tawaran dari luar kalau penawarannya tidak lebih baik. Secara pribadi, saya tidak ada masalah (dengan PBSI)," tutur Nova, dikutip dari Kompas, Kamis (22/12).
"Sebenarnya berat sih. Namun, saya sudah bertemu pemain dan menjelaskan ini. Ada faktor keluarga juga yang harus saya pikirkan saat mengambil keputusan," demikian Nova.