"Rasa tegangnya berlapis-lapis. Sebelum Olimpiade sudah merasa tegang, setelah pertandingan juga tegang karena kami ingin hasil yang maksimal, karena bagaimana pun, hasil pertandingan adalah hasil dari latihan kita selama ini," kata Tontowi, seperti dilaporkan Antara.
Saat ditanya bagaimana cara bagi atlet yang akan berhadapan dengan perasaan itu, Owi mengatakan, ia mencoba memotivasi diri sendiri, agar tidak lengah dengan target di panggung olahraga tertinggi di dunia itu. "Waktu semifinal Rio 2016, saya ingat saya teriak-teriak sendiri di apartemen karena tegang, banyak pikiran, dan pressure dalam diri sendiri juga besar. Komunikasi dengan Ci Butet juga dilakukan," ungkapnya.
"Pengalaman-pengalaman seperti ini akan saya share ke adik-adik saya yang akan berjuang di Olimpiade (Paris) nanti," Owi, menambahkan.
Sependapat, Candra, peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000, mengatakan bahwa setiap pemain perlu untuk menguasai diri sendiri dan keadaan dalam suasana yang begitu kompetitif di Olimpiade. "Di Olimpiade, kita akan bertemu lawan-lawan yang besar. Atlet harus melihatnya sebagai kesempatan yang besar, karena tidak mungkin mereka yang tidak memiliki kapasitas, bisa masuk ke Olimpiade," katanya.
"Ini harus menjadi spirit, evaluasi, dan introspeksi agar bisa menghadapi Olimpiade dengan gagah berani," tambahnya.
Sementara, bulu tangkis kini menyisakan sebanyak 12 turnamen penting yang masuk dalam periode kualifikasi Olimpiade (Race to Paris) yang bergulir hingga 28 April tahun ini.
Sejumlah turnamen penting hingga periode tersebut antara lain Malaysia Open 2024 pada 9-14 Januari, India Open 2024 (16-21 Januari), Indonesia Masters 2024 (23-28 Januari), French Open 2024 (5-10 Maret), dan All England 2024 (12-17 Maret).
Olimpiade Paris 2024 digelar pada 26 Juli-11 Agustus, dengan cabang bulu tangkis dilaksanakan pada 27 Juli-5 Agustus di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Prancis.