“Mau tidak mau pemain harus mencari kegiatan sendiri agar tidak bosan dan jenuh, selama sendirian di kamarnya masing-masing,” ujar Kepala Sub Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI, Bambang Roedyanto dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
Selama karantina, kamar pria yang akrab disapa Rudy itu kerap didatangi para pemain Indonesia. Sebab, Alasannya cuma satu, karena dia menjadi juru masak dadakan bagi para pemain Indonesia. Kebetulan, sebelum bertolak ke Bangkok, Rudy membawa peralatan masak dan begitu banyak logistik makanan cepat saji.
Menu bakso, paling banyak dipesan pemain. Rudy pun dengan senang hati memasak sesuai permintaan pemain. Praveen Jordan, Greysia Polii, Gregoria, dan pemain lain menyukai menu bakso buatan koki dadakan ini. “Saya jadi koki dadakan. Menu bakso paling laris dan dipesan pemain,” ungkapnya.
Sementara itu, pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung benar-benar bisa mengatasi kejenuhan selama menjalani karantina. Menurutnya, situasi seperti ini tidak jauh berbeda seperti halnya di asrama Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
“Karena kami mendapat dua sesi latihan pagi dan sore hari, setelah itu benar-benar bebas sampai malam. Jadi tidak banyak waktu juga untuk beraktivitas karena harus istirahat. Apa yang saya jalani ini sebetulnya kurang lebih hampir sama seperti di asrama,” kata Gregoria.
Sedangkan bagi Muhammad Rian Ardianto, bermain game online dan nonton film adalah cara jitu yang dia lakukan untuk membunuh rasa jenuh. “Di hari berikutnya rasanya tidak terlalu jenuh, karena sudah menjalani latihan dua kali dalam satu hari. Setelah latihan, paling saya hanya sebentar bermain game atau nonton, sisanya untuk makan dan istirahat,” tutur ganda putra nomor enam dunia itu.