"Sejauh ini turnamen-turnamen kelas bawah memang penyelenggaraannya masih banyak di Eropa. Asia belum ada yang bisa menyanggupi karena status pandemi," tutur Hal Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI, Bambang Roedyanto, melalui siaran pers Humas PP PBSI, Minggu (10/4) malam WIB.
"Makanya, saya mengajukan Indonesia untuk coba (penyelenggaraan turnamen lainnya) dan ternyata disetujui BWF. Ini penting agar pemain-pemain pelapis kita bisa bertanding dan mendapat poin. Tidak harus jauh-jauh ke Eropa," tambah pria berkacamata yang akrab disapa Rudy ini.
Semula, ada empat turnamen yang biasa digelar di Indonesia, yakni Indonesia Open Super 1000, Indonesia Masters Super 500, Indonesia Masters Super 100, dan Indonesia International Challenge. Namun, Indonesia Masters Super 100 dan Indonesia International Challenge ditiadakan dalam dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19.
Sementara, tambahan dua turnamen lainnya juga berlevel International Challenge, sehingga akan ada tiga turnamen International Challenge pada tahun ini.
Rudy berpendapat, dua tambahan turnamen ini akan sangat membantu para pemain pelapis untuk mendapatkan poin.
Namun, tempat dan waktu untuk empat turnamen tersebut belum dipastikan. Sementara, Indonesia Masters Super 500 digelar pada 7-12 Juni 2022 dan Indonesia Open Super 1000 (14-19 Juni), di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. "Untuk tanggal dan tempat nanti kami infokan kembali," demikian Rudy.