"Sekarang klub itu yang membuka peluang bagi para pebulu tangkis muda dengan misalnya menyosialisasikan ajang pencarian pemain-pemain berbakat lewat media sosial. Hal ini berbeda jauh dengan saya dulu. Kita, dulu, harus bersusah payah untuk masuk ke klub besar," ujar Yuni kepada wartawan di GOR Djarum, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (17/9) petang.
Namun, pencarian dan pembinaan pemain-pemain bulu tangkis berbakat melalui sejumlah kejuaraan skala lokal maupun nasional juga tetap dilakukan hingga kini. Satu di antara kejuaraan tersebut adalah Yuzu Isotonic Magelang Open (YIMO) 2022 yang digelar di GOR Djarum pada pekan lalu. Sebanyak 450 pemain dari berbagai klub di Indonesia mendaftar, lalu bertanding guna menguji kemampuan di kejuaraan yang telah dua kali digelar ini.
"Kejuaraan ini sangat penting bagi para pemain muda belia, karena yang bertanding adalah U11, U13, dan U15. Ini adalah usia pembinaan untuk klub-klub yang memang serius dalam mencetak atlet-atlet yang punya prestasi mendunia," Yuni, menjelaskan.
Namun, ketika bibit-bibit atlet bulu tangkis ini ditemukan, menurut Yuni, tugas besar menanti klub dalam pembinaan calon bintang bulu tangkis dunia tersebut. "Prosesnya harus kita kawal. Selain mereka (para atlet) harus bisa menunjukkan prestasi dan juga menjaga kondisi, kita bina di klub kita selama sepuluh tahun, lah, sebelum masuk ke pelatnas," jelasnya.
Yuni pun berharap, ratusan atlet yang berpartisipasi dalam YIMO 2022, dapat memetik pelajaran penting dari pertandingan-pertandingan yang dilalui, baik menang maupun kalah, sehingga mereka dapat meningkatkan level kemampuannya di masa mendatang.