"Penghargaan ini merupakan pelecut, pemicu, baik bagi atlet maupun organisasi cabang olahraga yang melakukan pembinaan," kata Agung, dilansir Antara. "Bagi atlet, penghargaan adalah insentif untuk menstimulasi, memperkuat tekad dan semangat untuk menjaga, membina dan meningkatkan prestasi tersebut," tambahnya.
Panitia pemberian penghargaan yang juga Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, mengatakan bahwa pemberian penghargaan ini sedikit terlambat dari jadwal awal karena ada revisi, mengingat bonus untuk Piala Thomas sebelumnya tidak masuk rencana anggaran tahun 2021.
Tak hanya itu, Kemenpora juga menjadi salah satu kementerian/lembaga yang mengalami beberapa kali refocusing anggaran 2021 akibat pandemi Covid-19. "Dalam sebuah perencanaan anggaran penghargaan memang kami tidak berhasil merencanakan bonus kepada tim Piala Thomas karena memang ditengok rekam jejak selama lebih dari lima tahun maka Dirjen Anggaran tidak bisa menganggarkan bonus ini karena memang berdasarkan data ternyata tidak ada target ke sana," jelas Chandra.
"Dan Alhamdulillah pada 2021 akhir Desember ini kami dapat limpahan revisi dan kami segera melakukan revisi ini akhir tahun," tambahnya.
Pemberian bonus kejuaraan single event seperti Piala Thomas, seperti diwartakan kantor berita tersebut, memang belum diatur jelas dan spesifik dalam undang-undang atau peraturan menteri. Ini berbeda dengan multi-event seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali sebelumnya mengaku telah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan untuk memberikan bonus sebagai penghargaan kepada skuad Merah Putih yang telah merebut kembali Piala Thomas setelah penantian 19 tahun.
Zainudin kemudian memutuskan bonus akan diberikan melalui induk organisasi cabang olahraga untuk kemudian disalurkan kepada para atlet.