"Saya akan minta terapis, pelatih fisik, dan psikolog khusus untuk perorangan. Ini agar perhatian pada setiap atlet prioritas Olimpiade lebih maksimal, sesuai kebutuhan masing-masing. Kalau satu orang ditugaskan untuk menangani semua, tidak akan maksimal," katanya, mengutip laporan surat kabar Kompas, Selasa (2/1).
Sementara, pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Indonesia Aryono Miranat ingin agar atlet prioritas Olimpiade yang memiliki kendala cedera bisa ditangani hingga benar-benar pulih. Ia pun akan meminta kebebasan untuk memilih turnamen, apalagi saat atlet membutuhkan turnamen tambahan untuk menambah poin peringkat.
"Biasanya, pemain mengikuti dua atau tiga turnamen beruntun. Itu adalah jumlah maksimal untuk menghindarkan mereka dari cedera. Tetapi, jika dibutuhkan turnamen tambahan, saya akan minta agar PBSI memberi izin," tuturnya.
Saat ini, selain para pemain pelatnas, ada dua wakil non-pelatnas yang memiliki kesempatan untuk bersaing di Paris 2024, yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Pada akhir 2023, "The Daddies" menempati peringkat ke-13 daftar peringkat kualifikasi Olimpiade, sementara Dejan/Gloria di urutan ke-16 ganda campuran.
Untuk dapat menembus pesta olahraga dunia itu, sesuai peraturan BWF, setiap negara bisa memiliki maksimal dua wakil untuk per nomor jika memenuhi syarat peringkat yang ditetapkan. Namun, memilih atlet yang didaftarkan menjadi hak setiap federasi bulu tangkis.