Hasil ini membuat kondisi Anthony dan Jonatan menjadi cukup berat untuk memenuhi syarat lolos kualifikasi WTF 2020 yang rencananya bakal digelar pada Januari 2021 mendatang. Sebab syaratnya, setiap pemain harus berada di peringkat delapan besar klasemen road to WTF 2020. Satu negara hanya boleh meloloskan maksimal dua wakilnya di setiap sektor.
Padahal, pada ajang BWF World Tour Finals 2019 lalu di Guangzhou, Anthony berhasil melaju hingga ke partai puncak. Sayangnya, dia harus finis sebagai runner up setelah kalah 21-17, 17-21 dan 14-21 dari tunggal putra nomor satu dunia asal Jepang, Kento Momota.
Melihat klasemen sementara itu, Kepala Pelatih tunggal putra Indonesia, Hendri Saputra belum mau berkomentar banyak. Menurut Hendri, anak asuhnya itu lebih baik berkonsentrasi penuh agar bisa lolos kualifikasi. “Ya kami siapkan latihannya lebih lanjut saja,” ujar Hendri Saputra mengutip dari Jawapos.com.
Dalam regulasi baru yang dikeluarkan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), perhitungan poin kualifikasi WTF 2020 bisa dikumpulkan setiap pemain dengan mengikuti Denmark Open 2020 dan dua turnamen seri Asia 2020. Artinya, kesempatan bagi Anthony dan Jonatan untuk memperbaiki peringkatnya bisa dilakukaan saat turun di ajang Asia Open I dan Asia Open II 2020 pada Januari tahun depan di Bangkok, Thailand.
Hendri memandang persaingan di ajang Asia Open 2020 nanti memang tidak jauh berbeda dari turnamen sebelumnya. Namun, Anthony dan Jonatan harus bisa mengejar target yang lebih tinggi dari biasanya. Poinnya memang cukup banyak. Sebab, kejuaraan tersebut merupakan turnamen dengan level Super 1000.
“Lawan kami kurang lebih sudah tahu. Tidak ada yang baru. Meski tidak ada pertandingan selama ini, kami terus persiapkan. Sebisa mungkin ambil prestasi untuk menambah poin,” katanya.