Sehari sebelumnya, pemain kelahiran Jayapura, 31 Mei 2008 ini menang atas Charlene Kho Beverly Runtuwene asal Sulawesi Utara dengan 21-15, 21-13. "Meski kalah, saya tetap puas dan senang," kata Agatha, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
"Saya bangga mewakili Papua dan bisa main di kejuaraan besar seperti Piala Presiden ini. Maklum, di Jayapura, jumlah pertandingannya terbatas," tambah pebulu tangkis asal klub Cendrawasih, Jayapura ini.
Menurut pelajar SMP Negeri 2 Abepura ini, banyak pelajaran yang bisa dipetik. Dirinya bisa merasakan pengalaman bertanding di arena yang besar dengan lampu yang terang. Juga lawan-lawan yang datang dari berbagai penjuru di Tanah Air.
"Saya bisa mengambil banyak pengalaman dan mengasah mental bertanding. Senang pokoknya bisa main di kejuaraan ini. Saya juga bisa bertemu dengan pemain-pemain dari daerah lain," jelas putri tunggal pasangan Jefrey Rompas dan Yenny Lumanauw ini.
Agatha menuturkan, karena ingin berprestasi di kancah bulu tangkis, setahun terakhir ini ia berlatih di klub Jaya Raya di Ragunan. "Kalau saya cuma berlatih di Jayapura yang semuanya terbatas, kemampuan saya juga kurang terasah. Makanya, saya beranikan diri berlatih di Jakarta, kendati harus berpisah dengan orangtua," jelasnya.
Untuk mewakili Papua di ajang Piala Presiden 2022, Agatha juga wajib menjalani seleksi yang berlangsung di Sentani pada pertengahan Juli lalu. Hasilnya, ia menjadi yang terbaik di KU-15 dan dikirim Papua ke Piala Presiden 2022.
"Rasanya bangga bisa mewakili Papua di Piala Presiden ini. Setelah kalah, saya harus berlatih lebih keras lagi. Saya ingin menjadi juara di pentas bulutangkis," demikian jelas pemain yang mengidolakan legenda bulu tangkis Indonesia Susy Susanti ini.