“Saya pastinya menyayangkan. Bukan hanya karena Hafiz (Faizal)/Gloria (Emanuelle Widjaja), sekarang semua pemain Indonesia hanya memiliki satu turnamen (Singapore Open 2021 pada 1-6 Juni mendatang) untuk mengejar poin ke Olimpiade. Tetapi secara garis besar tim Indonesia tidak punya turnamen pemanasan yang cukup jelang ke Olimpiade Tokyo. Juga untuk mempelajari kekuatan lawan,” ungkap Rionny Mainaky dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
Meski sangat menyayangkan, tapi Rionny juga sadar betul kalau kesehatan dan keselamatan semua pihak, termasuk para pemain Indonesia adalah yang utama. “Keinginan kami untuk main di sana sebenarnya sangat besar. Tetapi kesehatan bagi pemain memang tetap yang paling utama. Ya mau bagaimana lagi, melihat kondisi di sana pun resikonya sangat tinggi. Jadi memang menunda turnamen Malaysia Terbuka adalah hal yang terbaik,” katanya.
Untuk itu, melalui Rionny, PP PBSI langsung merencanakan pertandingan simulasi Olimpiade. “Tadi saya sampaikan, dengan tersisa satu turnamen sebelum Olimpiade, maka sebenarnya tidak cukup untuk turnamen pemanasan. Maka dari itu saya akan mengadakan pertandingan simulasi setiap sektor sebagai ajang uji coba. Termasuk nanti rencananya tim Olimpiade akan menjalani karantina di pelatnas dengan latihan yang terpisah,” jelasnya.
Selain menggelar pertandingan simulasi Olimpiade, tim bulutangkis Indonesia juga otomatis langsung mengalihkan fokus mereka untuk Singapore Open 2021 BWF World Tour Super 500, apalagi untuk Hafiz/Gloria. Ganda campuran nomor dua Indonesia itu masih harus mengejar peringkat delapan demi mendapatkan tiket Olimpiade Tokyo setelah pekan lalu posisinya tergusur pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith.
“Saya berharap Hafiz/Gloria bisa berjuang maksimal, mati-matian di Singapura nanti. Karena hanya di sana kesempatannya. Semoga turnamennya bisa dilaksanakan dan mereka bisa lolos ke Olimpiade,” harap Rionny.