“Nggak merasa terbebani. Saya dan Meli (Melati) selalu bilang, untuk bisa menuju ke sana butuh proses yang nggak gampang. Kita anggap proses ini sebagai tantangan dan bukan menjadi beban. Saya dan Meli juga punya keinginan yang sama untuk melanjutkan tradisi emas itu,” ungkap Praveen Jordan dalam konfrensi pers virtual, Kamis (11/6).
Sebelum ke Tokyo, Praveen sudah mengantongi bekal pengalaman ketika tampil di ajang sekaliber Olimpiade. Empat tahun lalu, di Rio de Janeiro, Brasil, Praveen sempat menjejaki perempat final Olimpiade saat masih berpasangan dengan Debby Susanto. Namun langkah keduanya mesti terhenti setelah takluk ditangan kompatriotnya, Tontowi/Liliyana.
“Saya pernah ikut di Olimpiade 2016, banyak pelajaran yang saya ambil. Menghadapi Tokyo 2020, saya tetap jaga motivasi dan fokus yang paling penting saya harus jaga benar-benar. Saya juga harus mengontrol keinginan jangan berlebihan karena tidak bagus juga nanti jadi lost control,” katanya dikutip dari cnnindonesia.com.
“Makanya, dengan kondisi seperti sekarang ini, saya harus lebih harus tahu gimana caranya untuk menjaga stamina dan pukulan. Karena lagi kondisi seperti ini, kita harus sadar diri, walaupun belum bisa 100 persen,” ujar Praveen.
Berada di urutan keempat klasemen Race to Tokyo, Praveen berharap besar jika rekan senegaranya, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja bisa mempertahankan posisinya di peringkat delapan besar supaya bisa sama-sama berjuang di Oimpiade Tokyo 2020 tahun depan. “Saya, Meli, Hafiz dan Gloria selalu sharing. Kita juga saling membantu. Karena kalau ada dua pasangan di Olimpiade kan setidaknya punya kans lebih besar,” tandasnya.