“Saya sangat menyayangkan karena dengan batalnya turnamen Malaysia dan Singapura Open, termasuk India Open dan Kejuaraan Asia. Pembatalan turnamen ini cukup merugikan posisi Hafiz/Gloria yang tengah berjuang dan mengamankan ranking untuk bisa tampil ke Olimpiade Tokyo,” ungkap Kepala Pelatih Ganda Campuran Indonesia, Richard Mainaky dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
Lebih lanjut Richard menegaskan bahwa anak asuhnya itu sangat dirugikan atas keputusan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) yang tetap memberikan poin kualifikasi Olimpiade kepada para pemain Benua Biru lewat Kejuaraan Eropa 2021, dua pekan lalu. Akibatnya, posisi Hafiz/Gloria yang ada di ranking delapan harus digusur pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith karena berhasil menjadi runner up di Kejuaraan Eropa 2021 dan mendapatkan poin kualifikasi. Sementara Hafiz/Gloria dan pemain Asia lainnya, tidak mendapatkan tambahan poin dari turnamen mana pun.
“Saya anggap BWF tidak adil! Seharusnya Kejuaraan Eropa tetap berjalan, tapi jangan dimasukkan sebagai kualifikasi yang menyediakan poin ke Olimpiade Tokyo. Ini jelas tidak adil dan hanya menguntungkan pemain Eropa, mengingat pemain-pemain Asia tidak bisa berlaga setelah Kejuaraan Asia dibatalkan,” tegasnya.
Merasa dirugikan dan tidak mendapatkan keadailan, Richard sangat berharap jika PBSI melakukan koordinasi dengan BWF terkait perhitungan poin ke Olimpiade Tokyo. “Saya mendukung agar PBSI segera melakukan diskusi dengan BWF. Diskusi PBSI dan BWF dengan tujuan agar ada perubahan atau penyesuaian kembali (soal perhitungan poin kualifikasi Olimpiade, Red),” katanya.
“Semoga dengan protes atau diskusi ini, BWF bisa mengambil kebijakan dan keputusan yang adil bagi semua pemain, terutama Hafiz/Gloria,” tandas Richard.