Pelatih tim putri Kaliyetno, Roy Djojo Effendy mengaku tidak menyangka bahwa tim asuhannya bisa meraih gelar juara beregu putri di kejuaraan Liga PB Djarum 2020 ini. Sebab, timnya tidak mematok target khusus pada turnamen internal ini. Bahkan menurut Roy, Kaliyetno boleh dibilang sebagai tim kuda hitam di ajang Liga PB Djarum 2020.
“Tim yang lain itu bagus-bagus, justru kami yang jadi kambing hitamnya. Ya, nggak menyangka juga bisa jadi juara. Kami beberapa kali menang tipis dari tim lain. Di beregu ini memang tidak bisa diprediksi,” ungkap Roy Djojo Effendy dilansir Pbdjarum.org.
“Ya, karena kami memang tidak ada target khusus, tidak bisa dibilang sesuai harapan juga sih. Justru harapan kami itu ingin bermain sebaik mungkin dan keluarkan segala kemampuan semaksimal mungkin. Menang atau kalah tak usah dipikirkan,” sambungnya menambahkan.
Sementara itu, posisi runner up beregu putri Liga PB Djarum 2020 ditempati tim Karangbener yang berhasil mengoleksi tiga kemenangan dari lima laga yang dipertandingkan.
Di sisi lain, dengan berakhirnya nomor beregu Liga PB Djarum 2020, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan bahwa format ini menjadi terobosan anyar bagi PB Djarum dalam mengasah sisi kompetitif para atlet muda. Pasalnya, partai beregu di kejuaraan ini melibatkan berbagai kelompok umur. Yakni U-15, U-17 dan dewasa.
“Ini adalah kejuaraan langka, karena dalam satu regu diisi atlet-atlet U15 hingga dewasa yang saling mendukung untuk memperjuangkan tim mereka agar bisa menjadi juara. Format lintas usia ini sangat jarang dijumpai di kejuaraan beregu lainnya,” jelas Yoppy Rosimin.
Lebih lanjut Yoppy menambahkan, penggabungan lintas usia di kejuaraan beregu Liga PB Djarum 2020 ini bertujuan agar para atlet muda bisa merasakan dan mengatasi ketatnya tekanan serta persaingan saat bertanding.
“Tekanan yang dihadapi seorang atlet saat bertanding beregu, jauh berbeda ketika bertanding perorangan. Melalui kategori beregu ini, kami berharap setiap atlet dapat memetik pelajaran penting, yakni memupuk kerja sama tim dan menanggalkan rasa individualis,” tutup pria yang juga menjabat sebagai Ketua PB Djarum Kudus itu.