Meski perannya saat ini sebagai tim pelatih ganda putri masih seumur jagung, namun Nitya mengungkapkan bila mulai terasa adanya perbedaan, khususnya dari segi detail saat latihan. “Pasti beda, kalau pemain itu tanggungjawabnya misalnya telat bangun pagi, telat latihan. Sebagai pelatih bukan berarti tidak ada tanggungjawab, malah lebih besar tanggungjawabnya, membimbing atlet untuk jadi lebih baik itu tidak gampang,”ungkap Nitya.
“Walaupun baru merasakan, jadi tahu, oh begini toh rasanya jadi koh Didi (panggilan akrab Eng Hian). Kita tidak bisa membiarkan atlet dikasih program dan dijalani begitu saja, benar-benar harus dilihat, mereka gerakannya benar nggak, ngelakuinnya pas atau enggak, jadi sekarang lebih detail,” sambungnya.
Lebih lanjut Nitya menceritakan bila tak pernah terbesit sedikitpun di pikirannya akan menjadi seorang pelatih. Berangkat sebagai pemain, dara kelahiran Blitar, 16 Desember 1988 ini punya keinginan untuk membagi pengalaman dan ilmu yang dimilikinya lewat peran baru yang dijalaninya sekarang ini. “Mungkin saya udah nggak akan main, tapi saya pikir ada hal yang bisa saya bagi, hal apapun dalam bentuk sharing, atau program latihan yang pernah saya dapat, bisa diterapkan dengan cara begini, begitu. Sebetulnya lebih ke sharing sih, bukannya menggurui,” katanya.
“Dulu nggak kepikiran jadi pelatih, mikirnya saya sebagai atlet ya all out, latihan yang benar, kasih prestasi semampu saya. Kemarin ada waktu kosong setelah cedera, saya kepikiran, apa enak ya nggak ada kegiatan lagi? Tapi di sisi lain saya masih nggak bisa kalau nggak di bulutangkis. Dengan adanya tawaran dari koh Didi seperti ini, oh saya jadi bisa memberi untuk PBSI, untuk negara, dalam konteks berbeda tapi di bidang yang sama,” lanjutnya.
Terhitung secara resmi baru beberapa hari melatih di Pelatnas PBSI, Nitya mengaku belum bisa menilai banyak soal kendala yang akan dan harus dihadapinya. “Masih baru banget ya, jadi saya belum bisa menilai apa-apa. Saya nggak mau terlalu membatasi diri, bikin gap, bahwa saya bukan pemain lagi, nanti gimana gimana. Malah nanti anak-anaknya tidak nyaman ke saya. Pasti ada batasan, tapi nggak terlalu kelihatan,” jelasnya.