Sebelum eskalasi wabah COVID-19 ini menyebar, PP PBSI telah membentuk beberapa persiapan seperti mengirimkan para atletnya berlaga di sejumlah turnamen junior di Eropa seperti Italian Junior, Dutch Junior dan German Junior 2020.
“Dari beberapa turnamen junior ini, para pemain kita setidaknya sudah tahu siapa lawan-lawan yang akan mereka hadapi nanti. Ini salah satu bentuk persiapan kita yang sebetulnya sudah dari awal tahun. Kita juga ingin pemain muda mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya menuju WJC,” kata Susy Susanti seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Akibat pandemi ini, BWF pun mengambil kebijakan untuk menangguhkan atau menunda seluruh turnamen internasional, baik pada level junior maupun senior hingga batas waktu yang akan ditentukan kembali. Sejauh ini, baru pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 dan Piala Thomas dan Uber 2020 yang sudah dipastikan waktu penyelenggaraannya.
Salah satu turnamen yang terdampak adalah Asia Junior Championships 2020 (AJC) yang rencana awalnya dijadwalkan pada 11 hingga 19 Juli mendatang di Suzhou, Tiongkok. Idealnya, AJC menjadi satu ajang yang bisa dimanfaatkan para atlet dengan maksimal sebelum berlaga di World Junior Championships.
“Sampai sekarang belum ada info dari BWF terkait AJC. Ada kemungkinan di-cancel dan bisa jadi langsung ke WJC. Bedanya mungkin jam terbang atlet junior jadi berkurang dengan ditiadakannya AJC sebelum WJC. Belum lagi turnamen-turnamen junior lainnya yang kemungkinan batal juga,” jelasnya.
Batalnya sejumlah turnamen junior ini, dikatakan Susy juga akan berpengaruh terhadap perhitungan poin ranking pemain junior yang menjadi tolak ukur penentuan daftar unggulan pada World Junior Championships 2020 nanti.