"Di ganda putra, pemain sudah tampil optimal dan menunjukkan yang terbaik Mereka kalah setelah lewat perjuangan keras di lapangan. Di ganda putra, ada pressure yang demikian berat ke para pemain. Mereka kalah karena bebannya terlalu berat," ungkap Rionny melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Senin (28/8) petang WIB.
Di kejuaraan dunia edisi ke-28 ini, tim bulu tangkis Indonesia diperkuat empat ganda putra, yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang adalah unggulan pertama, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (8), Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (10), Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (13). Kesemuanya mendapatkan jatah bye di babak 64 besar.
Leo/Daniel terhenti di babak 16 besar, sementara "The Daddies" dan Bagas/Fikri kandas di perempat final. Hasil terburuk dialami Fajar/Rian yang tersingkir cepat di babak 32 besar, setelah mengalami kekalahan dari Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan asal Taiwan dengan skor 18-21, 19-21.
"Fajar/Rian tak bisa maksimal. Padahal keduanya jadi ujung tombak. Mereka mendapat tekanan, sehingga power, speed, dan fokus tak bisa mengatasi lawan. Memang sudah bisa menyerang tapi tak tembus," Rionny, menanggapi kekalahan ganda putra andalan Indonesia tersebut.
Dengan pencapaian satu wakil melalui ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang berhasil menembus final, tim bulu tangkis Indonesia dinilai gagal memenuhi target. PP PBSI menyatakan, semua pemain telah tampil maksimal. Namun, belum cukup mengantarkan pemain-pemain "Merah Putih" terus melaju ke babak akhir untuk menjadi juara.
"Kegagalan ini harus menjadi pelajaran penting agar tidak gagal lagi di kejuaraan-kejuaraan penting dan event lainnya ke depan. Kita harus segera bersiap lagi menghadapi kejuaraan-kejuaraan selanjutnya," demikian Rionny.