"The Daddies" Kebanggaan Keluarga

Hendra Setiawan & Mohammad Ahsan (Foto: BADMINTONPHOTO/Shi Tang)
Hendra Setiawan & Mohammad Ahsan (Foto: BADMINTONPHOTO/Shi Tang)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Perjuangan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan dalam meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020, terlebih di masa pandemi, tak semudah membalikkan telapak tangan. Pasangan sarat pengalaman ini harus memapas beban pikiran demi "Merah Putih". Tanggung jawab lebih besar harus dipikul lantaran kiprah ganda putra veteran tersebut, kini, dicontoh oleh anak-anak mereka. Salah satu di antara mereka bahkan ingin mengikuti jejak ayahnya, menjadi atlet bulu tangkis Indonesia.

Hal tersebut diungkap Ahsan melalui tayangan bincang-bincang virtual "#TektokanAlaButet Eps.09 Part 2 - Kelihatan Kalem, Ternyata Begini Aslinya Ahsan/Hendra" yang diunggah di akun YouTube PB Djarum pada Rabu (1/9) malam. Atlet berusia 33 tahun itu menyebut putri pertamanya, Chayra (7), yang selalu menanti penampilan bapaknya lewat layar kaca.

"Dia lebih excited kalau bapaknya mau main. (Selalu menanggapi) Bapaknya menang atau kalah. Mamanya juga suka videoin dia, lalu kirim ke saya," tutur Ahsan.

Dalam dua Olimpiade terakhir, Hendra dan Ahsan telah berstatus sebagai ayah. Hendra punya si kembar Richard dan Richelle (7) serta Russell (4), sementara Ahsan adalah ayah dari Chayra, King (6), dan Aisyah (5 bulan). Keduanya seia sekata, kehadiran istri serta anak-anak mereka selalu menjadi penyemangat utama.

Liliyana Natsir atau Butet, legenda bulu tangkis Indonesia yang memandu tayangan tersebut, juga menceritakan panggilan "babah" yang melekat pada Ahsan. Rupanya, kata Butet, kata "babah" bermula dari ucapan Chayra. "Banyak yang belum tahu, asal-usul nama babah itu dari Chayra. Dan jadi populer semua panggil (Ahsan), babah," ujar peraih keping emas Rio 2016 itu.

"Dulu waktu dia baru belajar ngomong, kita ngajarin manggilnya ayah. Tapi nggak tahu dia dapet dari mana, manggilnya 'babah, babah.' Jadi keterusan," Ahsan, menimpali pernyataan Butet.

Anak-anak, menurut Hendra, kini menjadi sosok-sosok yang pertama menghampiri dan langsung memeluk, melepas rasa rindu setelah ayahnya pulang dari tugas di gelanggang bulu tangkis. "Anak-anak yang lari nyamperin (saya) dulu," sambil tertawa Hendra, 37 tahun, menuturkan.

Memahami profesi suami dan ayah mereka sebagai atlet, para istri dan buah hati dari ganda putra veteran ini tak henti-hentinya memberi dukungan. Pesan pendek atau panggilan video via telepon seluler, turut membangkitkan semangat Hendra dan Ahsan. "Kalau kalah, nggak apa-apa, coba lagi berikutnya. Kalau menang, besok menang lagi ya," tutur Hendra, menirukan ucapan istrinya, Sandiani.

"Kalau menang, Alhamdulillah. Fokus lagi buat pertandingan selanjutnya. Kalau kalah, tetap semangat. Ini sudah jalannya, jangan sedih," Ahsan, mengingat pesan Christine Novitania, sang belahan jiwa.

"Justru yang sering semangatin malah kakak yang gede, Chayra. 'Nggak apa-apa ya ya babah' dia bilang kalau saya kalah. Kemaren kalah kan di Olimpiade, tahu Papanya nggak dapet medali. Dia bilang, 'nanti kakak kasih hadiah.' Jadi (saya) disemangatin," Ahsan, dengan semangat menceritakan percakapan dengan putri sulungnya itu.

Selain itu, masih selepas Tokyo 2020, ungkapan dari Chayra lainnya mampu meluluhkan hati Ahsan. "Babah, aku juga pengen jadi atlet," kata Ahsan menirukan ucapan Chayra. "Sekarang, (Chayra) minta main badminton terus di lapangan," demikian Ahsan.