Sempat mengecap menjadi squad pelatnas, Rafi terkena degradasi dan kembali menjadi kekuatan klub asalnya di PB Djarum. Namun setahun kemudian ia bisa kembali ke kawah candradimuka Cipayung berkat menjadi juara pada ajang Kejurnas 2015. Adalah seorang Vita Marissa yang membawanya menjadi juara ganda campuran dengan mengalahkan pemain Pelatnas Riky Widianto/Annisa Saufika.
“Waktu pertama di Pelatnas, saya hanya tiga bulan di ganda putra. Setelah itu di ganda campuran, dan akhirnya saya harus degradasi karena dianggap tidak berprestasi. Saat itu konsentrasi saya terpecah karena sambil sekolah juga, tetapi kali ini satu-satu dulu,” ujarnya kepada pbdjarum.org.
Bagi Rafi, masuk kembali menuju pelatnas memang merupakan kesempatan keduanya yang tak mungkin semua orang bisa mendapatkannya. Ia pun tak ingin menyianyiakan kesempatan yang sudah datang di depan mata. Prestasi yang mengkilap menjadi janji pribadi yang akan ia jalankan.
“Bisa dipanggil lagi ke Pelatnas tentu menjadi kesempatan kedua bagi saya. Dan saya tidak akan menyiakan kesempatan ini. Saya tidak akan lagi mengulang kesalahan saya yang lama, semoga kali ini saya bisa semakin berprestasi lagi,” lanjutnya.
Rafi mengawali tahun 2015 dengan menggengam gelar juara. Gelar juara pertama di raihnya di kota Manado pada kejuaraan Sirnas Manado 2015. Memilih berpasangan dengan Jeka Wiratama yang merupakan partnernya semasa Junior, ia menghentikan Ardiansyah Putra/Didit Juang Irianto di babak final. Masih dengan pasangan yang sama ia pun masuk menjadi semifinalis di ajang Yonex Sunrise Double Special by Candra Wijaya 2015. Hasil tak mengecewakan ia raih saat menggandeng pemain senior Vita Marissa. Babak empat besar mampu ia tembus bersama Vita.
Puncak prestasti pemain kelahiran Jakarta dua puluh tahun silam adalah saat menjadi juara Kejurnas 2015 yang berlangsung di Jakarta dengan merebut gelar juara ganda campuran bersama Vita. Atas prestasinya ini, ia pun di daulat masuk kembali menjadi bagian dari Pelatnas Cipayung.
sumber : pbdjarum.org