“Game pertama kita mendapatkan keuntungan dari permainan lawan yang agak ragu-ragu saat mengontrol shuttlecock. Makanya kita langsung manfaatkan untuk terus menyerang,” ujar Dian Fitriani kepada Djarumbadminton.com.
Penampilan Dian/Nadiya sempat merosot di game kedua. Faktor angin rupanya menjadi salah satu kendala menurunnya permainan mereka. “Apa yang dirasakan lawan di game pertama, kita rasakan juga di game kedua ini. Karena anginnya cukup kencang, jadi kita juga ragu-ragu saat mengontrol shuttlecock. Sebaliknya, lawan bermain cukup enak di game kedua. Permainan depan mereka juga bagus,” jelasnya.
Selain berhasil mengukuhkan gelar kelimanya, kemenangan ini juga sekaligus mengulang pencapaian manis yang Dian/Nadiya ukir pada kejuaraan Djarum Sirkuit Nasional Bali Open 2014 silam. Nadiya Melati mengatakan, hasil yang berhasil diraihnya selama ini, merupakan buah dari kerja keras dalam berlatih dan menjaga kondisi di usianya yang sudah tidak muda lagi.
Dari tujuh seri Djarum Sirkuit Nasional 2018 yang telah dilalui, Dian/Nadiya hanya dua kali absen dari podium juara. Sedangkan lima diantaranya, yakni seri Purwokerto, Makassar, Jakarta, Balikpapan dan sekarang di Bali ini, selalu ditutup dengan gelar juara.
“Pastinya senang dan bangga bisa juara lagi disini. Dan ini gelar juara kita yang kelima di Sirnas 2018. Jujur, untuk saya pribadi nggak gampang bisa mencapai hasil seperti sekarang ini. Saya sudah tidak muda lagi, artinya kondisi fisik dan stamina saya tidak sebaik dulu. Tapi saya dan Dian selalu berusaha bagaimana caranya tetap bisa tampil maksimal,” ungkap Nadiya Melati.
Sementara itu, Nadiya mengatakan akan sejenak dengan berlibur di Pulau Dewata ini sebelum mempersiapkan diri jelang seri pamungkas Djarum Sirkuit Nasional Jawa Timur Open 2018, di Surabaya, pekan depan. “Sekarang saya mau liburan dulu sejenak sebelum nanti main lagi di Surabaya. Ya, mumpung lagi di Bali juga kan,” tandasnya.