Namun kali ini, Hayom tidak turun sebagai pemain, melainkan sebagai pelatih di klub yang telah membesarkan namanya, PB Djarum Kudus. Hayom memutuskan untuk benar-benar pensiun jadi pemain, dan fokus menjadi pelatih.
“Sebenarnya setelah terkena cedera sudah berpikir untuk tidak mungkin bagi saya bisa main lagi, dan sejak saat itu saya mulai berpikir juga mungkin saatnya pensiun dan menjadi pelatih. Tetapi pada saat saya sudah selesai melewati tahap operasi dan kembali pulih, saya masih sedikit penasaran dan ingin mencoba turun di beberapa turnamen. Tetapi hasil yang saya dapatkan hingga awal tahun 2018, saya merasa tidak bisa tampil maksimal. Sejak itulah saya akhirnya memutuskan untuk benar-benar pensiun dan mulai fokus melatih,” ungkap peraih medali perak Sea Games 2013 itu.
Pada Desember 2015 lalu Hayom didera cedera lutut yang cukup serius. Kemudian pada Maret 2016, Hayom melakukan operasi hingga bisa pulih kembali dan kembali memutuskan turun ke arena pertandingan tepatnya pada ajang Djarum Sirnas 2016.
“Tentunya menjadi pemain dan pelatih ada beberapa perbedaan. Bagi saya tidak terlalu lama untuk bisa menyesuaikan, meskipun ada beberapa hal yang masih harus saya pelajari lagi. Yang pasti sekarang beban saya ingin memberikan bekal kepada atlet-atlet, agar bisa memberikan hasil terbaik di setiap turnamen yang mereka ikuti. Karena jika salah satu dari mereka yang saya bina bisa menjadi juara, itu suatu kebanggaan juga bagi saya,” ucap Hayom yang kini menjadi bagian dari tim pelatih PB DJarum Usia di bawah 15 itu.
Hayom mempunyai harapan untuk bisa mencetak para pemain yang bisa berbicara banyak di kancah Internasional dan berharap bisa terwujud di kemudian hari.
“Harapan terbesar saya menjadi pelatih, semoga saya berhasil mencetak bibit-bibit yang berpotensi untuk bisa menjadi juara di turnamen-turnamen Internasional. Semoga mimpi saya bisa terwujud,” pungkasnya.