Dian/Nadya mengaku gelar juara yang diraihnya ini bagai tertiban keajaiban. Bagaimana tidak, Dian/Nadya tampil di partai puncak dalam kondisi tidak prima akibat kelelahan. Ditambah lagi, beberapa faktor non teknis yang mereka rasakan di lapangan terpaksa membuatnya harus kehilangan game pertama.
“Intinya kita bersyukur bisa menang dan juara kali ini. Nggak nyangka juga, kaya dapet keajaiban. Kita udah abis. Udah ngerasa pasrah juga nggak bakal dapet juara disini. Tapi takdir milih kita buat juara. Seneng banget,” ungkap Nadya Melati.
Nadya bahkan mengakui bila permainan Maretha/Masita jauh lebih lebih baik pada partai final tadi malam. “Mereka berdua kelihatan sekali lagi enak main. Dea cover bola belakangnya bagus, Masita yang basic-nya pemain ganda campuran rapih banget permainan depannya. Dewi fortuna lagi memihak kita kayanya,” katanya seraya tertawa.
Keberhasilan ini mencatatkan Dian/Nadya sebagai ganda putri paling konsisten sepanjang gelaran Djarum Sirkuit Nasional 2018. Dari lima seri yang sudah sukses bergulir, Dian/Nadya sudah berhasil mengoleksi tiga kali juara dan satu runner up.
Gelar juara Dian/Nadya sepanjang 2018, didapat pada seri pembuka Djarum Sirnas di Purwokerto. Kedua di Makassar dan terakhir di Djarum Sirkuit Nasional Premier Jakarta Open 2018 ini. Pada Djarum Sirnas Premier Jawa Barat Open, tepatnya di Tasikmalaya, mereka finis diurutan kedua. Sedangkan di Djarum Sirnas Pekanbaru, Riau, Dian/Nadya harus rela tersingkir di babak delapan besar.
“Bangga dan bersyukur pastinya bisa selalu naik podium. Saya dan Dian punya prinsip setiap pertandingan adalah final, makanya kita selalu berusaha memberikan yang terbaik di setiap penampilan. Pengennya sih prestasi ini bisa berlanjut sampai kita selesai. Nah, selesainya itu yang kita belum tahu sampai kapan,” tandasnya.