Dalam pertarungan yang berlangsung selama 75 menit itu, Sri tampil kurang meyakinkan mengawali pertandingan di game pertama. Namun, pebulutangkis kelahiran Probolinggo, 7 Juni 1999 ini memperlihatkan grafik meningkat di game kedua. Bahkan, Sri mampu mengunci permainan Hanna di game penentu.
“Di game pertama aku masih belum dapet feeling mainnya, terus masih cari-cari juga dimana celahnya kak Hanna. Aku juga masih nafsu banget di game pertama, harusnya nggak boleh gitu. Tapi di game kedua waktu poin 17, aku mulai dapet feeling-nya. Terus aku lihat kak Hanna mulai turun mainnya. Di game ketiga aku makin pede dan sudah dapet banget mainnya. Alhamdulillah bisa menang dari kak Hanna,” jelas Sri Fatmawati kepada Djarumbadminton.com.
Sri sendiri mengaku tak menyangka bisa menjuarai tunggal dewasa putri Djarum Sirkuit Nasional Premier Jawa Timur Open 2018 sekaligus mengalahkan ‘Ratu Sirnas’ yang tengah berburu gelar keenamnya secara beruntun. “Nggak nyangka sama sekali bisa juara. Dari awal aku bukan unggulan, tapi dari babak pertama sampai final ini, aku selalu melawan pemain-pemain unggulan. Jadi nggak nyangka aja bisa dapat hasil seperti ini,” ungkapnya.
Sementara itu, dari delapan seri yang digelar Djarum Sirkuit Nasional, Hanna sendiri sukses mengemas lima gelar juara secara beruntun sedari seri ketiga yang berlangsung di kota kelahirannya, Tasikmalaya, Juli lalu hingga seri ketujuh yang digelar di Bali, awal November kemarin. Sayang, seri pamungkas yang berlangsung di Surabaya ini, ia gagal menggenapkan gelar juaranya.
Sri Fatmawati benar-benar menjadi algojo pertama yang berhasil memutuskan serangkaian kemenangan Hanna Ramadini sejak keikutsertaannya di Djarum Sirnas tahun ini. “Rasa penasaran hilang setelah bisa mengalahkan kak Hanna. Alhamdulillah gelar juara yang aku dapat di Bahrain kemarin jadi modal kepercayaan diri untuk kemenangan hari ini,” tandasnya.