Sebelum memastikan kemenangannya, Dinda harus lebih dulu kehilangan game pertama. Faktor adaptasi dengan lapangan menjadi kendala Dinda ketiga melakoni laga perdananya itu. “Di game pertama aku masih belum beradaptasi dengan kondisi lapangan, angin dan shuttlecock, soalnya di sini GOR-nya agak silau dan shuttlecock-nya juga beda-beda, ada yang kencang dan ada juga yang lambat,” jelas Made Dinda Windiasari kepada Djarumbadminton.com.
Tak mau mengulangi kesalahan yang sama, Dinda mencoba untuk bangkit di game kedua dan ketiga. Pebulutangkis asuhan PB Djarum Kudus ini mampu mengambil alih kendali pertarungan dengan bermain lebih aktif dan berani.
“Di game kedua mainnya sudah mulai enak, sudah mulai bisa menyesuaikan dengan lapangan. Terus mainnya juga bisa lebih aktif dibanding game sebelumnya. Di game ketiga juga mainnya sudah makin enak sebetulnya, tapi di akhir-akhir akunya malah buru-buru, jadi beberapa kali mati sendiri. Kunci kemenangan hari ini karena aku bisa main lebih aktif dan yang penting berani nggak usah takut-takut,” jelasnya.
Selanjutnya, di babak perempat final Djarum Sirkuit Nasional Li-ning Sulawesi Utara Open 2019, Dinda akan berhadapan dengan rekan satu klubnya asal PB Djarum Kudus, Alya Rahma Mulyani. Sebelum ke babak delapan besar, Alya juga dipaksa bermain tiga game saat meladeni permainan tunggal dewasa putri PB Arjuna Kutai Kartanegara, Novita Auliani hingga akhirnya memastikan kemenangan dengan skor 18-21, 21-7 dan 21-18.
“Untuk besok pastinya harus lebih siap lagi dari pertandingan hari ini. Karena target aku pribadi sih maunya sampai ke final. Tapi kalau dari klub sih nggak ditarget apa-apa, yang penting aku diminta untuk main maksimal dan berusaha mengeluarkan semua kemampuan yang aku punya,” tutupnya.