“Beberapa provinsi di Jepang memang sudah datang memberikan penawaran seperti ini kepada kami, salah satunya adalah Akita yang konsisten. Kami belum memutuskan karena ada beberapa pertimbangan yang akan didiskusikan terlebih dahulu,” ujar Budiharto.
“Perwakilan PBSI akan berangkat ke Akita untuk orientasi pada September, apakah sarana disana memadai untuk persiapan tim olimpiade. Kami berterima kasih dan berbangga hati bahwa Akita Prefecture sudah menawarkan ini kepada PBSI,” sambungnya.
Dilanjutkan Budiharto, PBSI akan menilai tempat persiapan tersebut dari segi sarana dan prasarana latihan teknik dan fisik, kondisi cuaca, kemudahan jangkauan lokasi, serta menu makanan.
Tawaran Yang diberikan kepada Tim bulutangkis Indonesia sendiri dari Akita Prefecture, Jepang, terkait penyediaan fasilitas latihan selama persiapan Olimpiade Tokyo 2020. Hal ini disampaikan langsung oleh Walikota Yokote, Takahashi Dai, disela acara Djarum Superliga Badminton 2017 siang tadi.
Yokote merupakan kota di Akita yang berjarak satu jam perjalanan udara dari Tokyo. Tawaran tak hanya diberikan kepada tim bulutangkis saja, namun terbuka kepada cabang olahraga lain.
“Kami belum ada perjanjian dengan PBSI, jadi sementara kami menawarkan penerbangan pulang pergi, namun kami juga sudah mempersiapkan fasilitas dan sudah diperbaiki. Nanti saat sudah ada perjanjian resmi, akan kami siapkan semua. Tinggal disebutkan saja berapa jumlah pemain, ofisial dan pendukung dari tim bulutangkis Indonesia yang akan berangkat ke olimpiade Tokyo 2020,” kata Dai.