Mereka meraih gelar juara WJC tahun ini setelah di laga final tadi mampu mengalahkan wakil tuan rumah, pasangan Jauza Fadhila Sugiarto/Ribka Sugiarto dengan kemenangan 18-21, 21-11, dan 21-3 dalam waktu 57 menit.
“Sampai saat ini kami merasa belum percaya bisa juara disini. Kunci kemenangan di pertandingan tadi, kami berusaha untuk menerapkan pola menyerang sejak dimulainya game kedua,” ungkap Yu.
“Atlet Indonesia permainan net nya bagus, dan postur tubuh kami yang lebih rendah dari atlet Indonesia, hal itu kami jadikan sebagai keuntungan untuk meladeni permaian net atlet Indonesia,” tambah Yu.
Sempat kalah terlebih dahulu di game pertama, diakui pasangan Korea ini sempat tertekan oleh banyaknya penonton yang lebih banyak mendukung lawannya.
“Mungkin kami yang kemarin di dukung oleh penonton Indonesia pada saat melawan Tiongkok, jadi di game pertama sempat terbebani karena penonoton semuanya mendukung lawan, tidak seperti kemarin. Tetapi di game kedua kami berpikir untuk bermain profesional tidak memikirkan banyaknya penonton yang mendukung lawan, dan kami pun mulai melihat peluang menang sejak dimulainya game kedua itu,” papar Baek.
Diakui Yu, jika kemenangan ini benar-benar tak disangka sebelumnya. Pasalnya, sejak pertama kalinya mereka datang ke turnamen ini, mereka sempat tidak percaya diri karena meliahat calon lawan dari berbagai negara, yang memiliki postur tubuh yang jauh lebih tinggi dari mereka.
“Setelah melihat banyak atlet-atlet dari negara lain terutama dari Eropa kita merasa paling pendek sendiri. Awalnya kami tidak percaya diri dengan hal itu. Akhirnya kami mencoba untuk melihat-lihat video permainan lawan-lawan yang akan kami hadapi, melihat sisi kelemahan dan keunggulannya. Dan kami pun bisa menerapkannya di lapangan pertandingan hingga pertandingan terakhir di final tadi,” pungkas Yu.