Di laga pembukanya, Marin tampil cukup meyakinkan. Dari awal pemainan ia langsung tancap gas untuk berusaha mengamankan kemenangan. “Saya senang dan akan selalu begitu setiap bertanding di Istora, karena saya cinta Indonesia, saya suka atmosfer di sini. Selalu menakjubkan bisa bermain dan bertanding di hadapan suporter bulutangkis Indonesia yang begitu fanatik, khususnya para pendukung saya yang ada di sini,” kata
Daihatsu Indonesia masters 2019 BWF World Tour Super 500 menjadi turnamen kedua yang diikuti Marin di awal tahun ini. Pada penampilan perdananya di Malaysia Masters 2019 BWF World Tour Super 500, pekan lalu, Marin harus puas keluar sebagai runner up setelah dikalahkan pebulutangkis tunggal putri asal Thailand, Ratchanok Intanon, dengan skor 9-21 dan 20-22.
Meski demikian, Marin mengaku tak begitu menyesal. Bahkan menurutnya, hasil itu merupakan serangkaian persiapan yang dilakukannya sebelum mencapai target utamanya di 2019 ini. “Saya rasa target utama saya di tahun ini adalah juara di All England. Tapi, sekarang saya mau fokus satu per satu pada setiap pertandingan yang saya ikuti sebelum All England. Di Malaysia kemarin saya jadi runner up, dan itu hasil yang tidak buruk,” tuturnya.
Bagi Carolina Marin, ia akan berusaha semaksimal mungkin melakukan persiapan sebelum ambil kejuaraan All England 2019 BWF World Tour Super 1000 yang akan berlangsung, Maret mendatang. Menjadi kampiun di kejuaraan bulutangkis tertua di dunia ini, menjadi incaran utama Marin di 2019.
“Saya akan melakukan banyak persiapan sebelum ke All England. Karena saya ingin juara di All England. Tapi yang pasti saya ingin bermain maksimal dulu di sini, semoga bisa memberikan yang terbaik,” tutupnya.