Tiga pasangan andalan harus terhenti di babak 16 besar. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari ditaklukkan Vivian Kah Mun Hoo/Woon Khe Wei (Malaysia) dalam dua game langsung, 17-21, 19-21. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga secara mengejutkan takluk dari pasangan baru, Kim Astrup/Line Kjaersfeldt (Denmark), 19-21, 17-21. Hendra/Ahsan tak dapat mengulangi kemenangan di final Piala Thomas atas Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark) saat dihentikan dengan skor 21-19, 13-21, 18-21.
“Tadinya harapan memang ada di ganda putra dan ganda campuran, tetapi mereka kalah di babak awal, saya pribadi tentunya kecewa. Sebelum turun di pertandingan ini, mereka sudah sangat siap. Mengenai waktu mepet dengan Piala Thomas dan Uber, ini tidak bisa dijadikan alasan karena lawan juga sama-sama ikut Piala Thomas dan Uber,” ujar Ricky Soebagdja, Manajer Tim Indonesia di BIOSSP 2016.
“Bicara soal kesiapan, pemain kami siap kok, apalagi tim ganda campuran yang punya banyak persiapan selama Piala Thomas dan Uber 2016. Ini tidak bisa dijadikan alasan, khususnya mereka yang mau ke olimpiade. Kami akan melakukan evaluasi, diskusi bersama, mengenai apa saja yang perlu diperbaiki,” jelas Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.
Rexy juga memberi kritik membangun kepada para pemain, setiap pemain hendaknya memiliki keinginan besar untuk menjadi juara.
“Saya sempat kecewa dengan pernyataan Tontowi (Ahmad), setelah kekalahannya dia bilang ada tekanan karena harus juara. Kami tidak mengharuskan dia juara, tetapi ini mestinya datang dari dirinya sendiri. Sebagai pemain yang sudah juara dunia dan juara All England tiga kali, saya rasa wajar kalau Tontowi ditargetkan juara di sini (BIOSSP). Ini baru Indonesia Open, bagaimana di olimpiade nanti? Tekanan pasti akan lebih besar,” kata Rexy.