Sejak dimulainya laga, Marcus/Kevin langsung mampu mengendalikan pertandingan. Mereka berhasil membuat Fajar/Rian tak mampu mengembangkan permainan terbaiknya. "Kami lebih siap dari awal, bisa langsung menemukan ritme main kami. Sedangkan lawan tidak bisa keluar dari tekanan," ujar Kevin.
Bisa tampil in sejak awal, dinilai Marcus sebagai sebuah keuntungan bagi dirinya dan Kevin. "Lawan mainnya tidak seperti biasanya, kami lebih beruntung bisa in dari awal. Fajar/Rian kan teman sendiri, tapi rasanya hampir sama seperti lawan-lawan yang lain. Kami sama-sama ingin menang, sama-sama ingin memberikan yang terbaik," sambung Marcus.
Di sisi lain, Kevin tidak menyangka akan bertemu Fajar/Rian di semifinal. Padahal ia berharap bisa berjumpa di partai final. "Ini pastinya hasil yang baik. Saya sih berharap tadinya bisa ketemunya di final, cuma undiannya kurang menguntungkan," jelas Kevin.
Pada laga final yang akan berlangsung besok, Minggu (8/7) pasangan nomor satu dunia ini akan berjumpa dengan wakil Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko, yang sudah lebih dulu memastikan tiket final setelah di semifinal siang tadi, mampu menundukan wakil Taiwan, Liao Min Chun/Su Ching Heng dengan 21-13 dan 21-11.
Sejauh ini mereka sudah berjumpa tiga kali. Dan seluruh pertandingan mampu dimenangkan oleh Marcus/Kevin. "Pasangan Jepang pertahanannya kuat, mereka tidak mudah melakukan kesalahan sendiri. Kami harus sabar dan fokus sama permainan kami," ujar Kevin.
Sejak pertama kali dipasangkan sekitar awal tahun 2015 silam, Marcus/Kevin belum pernah mencicipi gelar juara Indonesia Open. Padahal, deretan gelar bergengsi seperti All England Open, China Open, dan Final Superseries pernah mereka raih.
"Kalau bisa menang besok pasti sangat berarti bisa menang di rumah sendiri, siapa sih yang nggak senang juara di rumah sendiri. Apalagi di Malaysia Open kami kalah, kalau sekarang bisa menang akan sangat berarti," tutur Kevin.