Setelah tahun lalu turnamen ini digelar di Jakarta Convention Center, tahun ini Istora Senayan Jakarta kembali akan menjadi saksi bisu lahirnya para juara baru di turnamen yang kali ini berlevel BWF World Tour Super-1000.
Yang menarik, sejak digelarnya pada 1982 silam, di sektor tunggal putra ada tiga nama yang saat ini menjadi peraih gelar terbanyak. Yaitu Taufik Hidayat (Indonesia), Ardy Wiranata (Indonesia), dan Lee Chong Wei (Malaysia).
Taufik sendiri berhasil menjajaki podium juara tertinggi pada 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006. Sedangkan Ardy menjadi kampiun di tahun 1990. 1991, 1992, 1994, 1995, dan 1997. Kemudian Chong Wei selalu menjadi yang terbaik pada tahun 2007, 2009. 2010, 2011, 2013, dan 2016.
Taufik dan Ardy sudah tak mungkin lagi memecahkan rekor baru mengingat dirinya sudah cukup lama memutuskan untuk gantung raket. Namun, Chong Wei masih mempunyai kesempatan untuk bisa melampaui pencapaian Taufik dan Ardy, karena masih aktif bertanding.
Chong Wei sendiri dipastikan akan bersaing di Indonesia Open kali ini, demi titel ketujuh kalinya. Di babak pertama nanti, Chong Wei yang kali ini diunggulkan di posisi ketujuh akan berhadapan dengan pemain non unggulan dari Hongkong, Ng Ka Long Angus. Di atas kertas, Chong Wei seharusnya bisa melewati Ng. pasalnya, di delapan kali pertemuan sebelumnya, Chong Wei pun mempunyai catatan bagus dengan tujuh kali kemenangan dan satu kali kekalahan.
Jika lolos ke babak kedua, Chong Wei berpeluang berjumpa dengan Anders Antonsen (Denmark) atau Kenta Nishimoto (Jepang). Jika berjumpa Kenta, nampaknya Chong Wei tak bisa menganggap remeh, mengingat rekor pertemuan keduanya imbang 2-2. Bahkan, Chong Wei kalah di dua pertemuan terakhir.
Lebih jauh lagi, jika dapat mengalahkan lawannya di babak kedua, peluang besar di perempat final Chong Wei akan berjumpa dengan unggulan dua dari Korea, Son Wan Ho. Rekor pertemuan keduanya masih dipimpin Chong Wei dengan 12 kali kemenangan dan 3 kali kekalahan.
Jika peraih tiga medali perak Olimpiade ini lajunya mulus hingga ke semifinal, pemain-pemain seperti Tommy Sugiarto (Indonesia), Khosit Phetpradab (Thailand), Wong Wing Ki Vincent (Hongkong), Chou Tien Chen (Taiwan), Mark Caljouw (Belanda), Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia), Kento Momota (Jepang), dan Kidambi Srikanth (India) adalah calon-calon lawan yang harus ia hadapi.
Jika melihat bagan undian itu, semestinya peluang besar dimiliki Chong Wei. Pasalnya, jika terus mampu bertahan sampai semifinal nanti, Chong Wei tidak akan berjumpa dengan pemain-pemain top seperti Viktor Axelsen (Denmark), Chen Long (Tiongkok), dan musuh bebuyutannya, Lin Dan (Tiongkok), karena ketiga pemain-pemain elit dunia tersebut berkumpul di bagan atas dan berpeluang dihadapi Chong Wei di partai puncak final.
Lalu, akankah Chong Wei bisa memecahkan rekor baru dengan menjadi pebulutangkis tunggal putra pertama yang mampu meraih gelar Indonesia Open ketujuh kalinya?