Meski berhasil memetik kemenangan di game kedua, penampilan Tontowi/Winny di game penentu cenderung menurun dan kerap membuat kesalahan sendiri. Sebaliknya, berbekal pengalaman yang cukup banyak, Chan/Goh justru mampu bermain dengan lebih tenang dan mampu memanfaatkan kesempatan yang ada dengan baik.
“Di game pertama, strategi kita kurang pas, mainnya lambat, bisa dibilang kalah strategi. Pada game kedua, kita sudah menerapkan strategi yang benar, tapi di game kedua mereka banyak servis-servis panjang dan tidak kita antisipasi,” kata Tontowi Ahmad.
“Sebetulnya di lapangan game ketiga, enak anginnya, tapi kita banyak mati sendiri, lawan jadi enak mainnya. Kalau kita nggak mati-mati seperti game kedua, lawan jadi kesulitan. Mereka lebih berpengalaman, kalau sudah pede, sudah susah ditembus,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Pelatih Ganda Campuran Indonesia, Richard Mainaky mengaku cukup puas dengan pencapaian yang berhasil diperlihatkan Tontowi/Winny sepanjang gelaran Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000. Meski belum berhasil melaju ke babak semifinal, namun Tontowi/Winny dinilai sudah memperlihatkan perlawanan yang baik.
“Tontowi/Winny kalah pengalaman, khususnya Winny. Sedangkan lawan, pengalamannya segudang. Tontowi tidak kalah kalau dari segi pengalaman, tapi saat menjalankan strategi, kita masih percaya nggak percaya sama Winny, padahal dia bisa, diolah dulu, tapi tipe main dia kalau sudah posisinya enak, langsung serang, dia refleks sering begini,” ungkap Richard.
Dengan tersingkirnya Tontowi/Winny dari pentas Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000, maka habis sudah wakil ganda campuran Indonesia di kejuaraan ini. “Ini tanggungjawab saya, ke depannya, kita akan selalu benahi kekurangan, akan kita benahi secepat mungkin,” tutupnya.