Pertarungan kedua pasangan ganda putra ini berjalan begitu tegang, khususnya pada game penentu. Saat kondisi The Daddies unggul delapan poin, Endo/Watanabe secara perlahan mampu mengejar ketertinggalan hingga akhirnya berbalik unggul 19-20. Meski sempat tegang, namun Hendra/Ahsan mampu membuktikan kualitas dan kematangan pengalamannya.
“Syukur alhamdulillah kita bisa melewati partai krusial karena sudah leading, di atas angin, tapi tersusul lawan yang balik unggul. Alhamdulillah bisa menang,” kata Mohammad Ahsan setelah pertandingan.
Lebih lanjut Ahsan mengatakan bila Endo/Watanabe memiliki pertahanan yang rapat dan tak mudah untuk ditembus. Bahkan beberapa kali serangan Hendra/Ahsan mampu ditepis dan dikembalikan dengan sangat baik. “Kita kurang sabar, mereka mengumpan tapi mereka punya defense yang baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Hendra Setiawan mengakui jika dirinya mendapatkan cukup tekanan di game kedua. Ganda putra peringkat empat dunia inipun tampil di bawah tekanan lawan dan menyerahkan kemenangan di game kedua untuk Endo/Watanabe. “Di game kedua mereka mengubah permainan dan banyak main drive, kita nggak siap dan tertekan. Lawan dapat banyak poin dari situ,” tutur Hendra.
Kematangan dan jam terbang tinggi yang dimiliki The Daddies nyatanya mampu mengendalikan situasi yang semula tertekan menjadi kemenangan.
“Memang pengalaman berpengaruh, yang penting jangan mau kalah sebelum angka terakhir. Kalau kita yang main sih nggak tegang, mungkin yang nonton tegang. Tadi kita mikirnya jangan sampai habis dulu, kan masih match point, jadi coba saja,” pungkasnya.
Sektor ganda putra Indonesia punya peluang untuk memastikan satu tempat di partai puncak Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000 jika Hendra/Ahsan bersua dengan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak semifinal. Meski begitu, Fajar/Rian mesti melewati perlawanan pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi terlebih dahulu, di pertandingan yang berlangsung sore nanti.