Gita Wirjawan Apresiasi Kiprah Pemain Muda Indonesia

Indonesia Open ‐ Created by AH

JAKARTA - Meski kecewa dengan hasil yang didapatkan para andalannya di turnamen BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016, yakni dari sektor ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda, dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang tidak bisa berbicara banyak di turnamen ini, namun di satu sisi, hal yang perlu disoroti dari hasil turnamen ini adalah kiprah pemain-pemain muda tunggal putra Indonesia yang mulai diakui dunia.

Tiga pemain tunggal putra, Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting makin mantap menghadapi pemain Top 10 dunia. Dengan mengejutkan, Jonatan mampu mengatasi ancaman Lin Dan, pemain andalan Tiongkok. Anthony pun tampil luar biasa saat menghadapi Jan O Jorgensen (Denmark). Ihsan yang kini berusia 20 tahun, menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil merebut tiket semifinal BIOSSP. Di usia muda, Ihsan sudah menjadi tumpuan saat menghadapi pemain rangking dua dunia, Lee Chong Wei. 

Di sektor ganda putri, kekalahan pasangan senior Greysia/Nitya ternyata menjadi cambuk buat pasangan pelapis, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani yang sukses menghentikan unggulan dari Korea, Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan. Begitu pun Tiara Rosalia Nuraidah/Rizki Amelia Pradipta yang dalam perjalanan ke perempat final menyingkirkan wakil Jepang, Shizuka Matsuo/Mami Naito serta peraih medali emas Olimpiade London 2012, Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok). 

“Perjuangan Ihsan patut diapresasi, meskipun dikalahkan Lee Chong Wei, namun Ihsan sudah berjuang maksimal, dia sempat mengejar di game kedua. Harus kita akui Lee Chong Wei lebih berpengalaman dan masih lebih unggul, ini bisa jadi pelajaran untuk Ihsan kedepannya,” ujar Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI yang menonton langsung perjuangan Ihsan di Istora, Sabtu (4/6). 

“Dua tahun lagi kita punya tiga pemain tunggal putra yang sekarang levelnya tidak jauh dengan pemain Top 10 dunia. Jonatan, Ihsan dan Anthony silih berganti mempersulit pemain-pemain di Top 10, mereka hanya kurang tenang saja, sering terprovokasi lawan, masih labil,” tambah Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI. 

Lepasnya gelar juara dari genggaman selama tiga tahun berturut-turut membuat PBSI bakal menjadikan Indonesia Open tahun depan sebagai salah satu target utama selain turnamen seperti All England. Pemain pelapis dinilai sudah siap untuk diberi target. 

“Kedepannya, pemain lapis dua kami nilai sudah siap. Tidak kearah menciptakan kejutan lagi, akan kami challenge mereka, bisa nggak jadi juara?” pungkas Rexy.