Menang dalam waktu 45 menit, Lindaweni pun senang. Apalagi, pada pertemuan terakhir keduanya di Taiwan Open 2012 Lindaweni harus menelan kekalahan, 19-21, 22-20 dan 20-22.
“Saya sudah pernah ketemu sama Tzu Ying dan hasilnya kalah. Sekarang menang. Senang lah menang,” kata Lindaweni yang kini menempati peringkat 36 dunia itu.
Disebutnya, tipe permainan Tzu Ying adalah menyerang. Sehingga, dia harus mengimbanginya dengan kecepatan dan pertahanan yang bagus. Terlebih, peringkat Tzu Ying jauh di atasnya. Kini, Tzu Ying berada di peringkat empat dunia.
“Saya hanya mencoba untuk jaga fokus permainan. Apalagi dia kan peringkatnya jauh di atas saya,” ungkapnya.
Secara tehnik, Lindaweni menjelaskan, jika kalah langkah dan geraknya lebih lambat dari Tzu Ying, dia bisa kalah.
Selanjutnya, Lindaweni akan berhadapan dengan Ratchanok Intanon yang berpredikat sebagai unggulan keenam asal Thailand. Ditanya strategi yang akan digunakannya saat bertemu Intanon dalam perebutan tiket ke semifinal, dia mengaku masih akan membahasnya dengan pelatih.
Lindaweni dan Intanon sudah pernah tiga kali bertemu sebelumnya. Namun, ketiganya dimenangkan Intanon. Terakhir kali keduanya berjumpa di Singapura Open 2015, di mana Intanon menang 21-10, 21-15.
Intanon melaju usai mengalahkan kompatriotnya, Busanan Ongbumrungpan, dalam waktu 48 menit, dia menang 21-16, 21-19.
Lindaweni jadi tunggal putri kedua yang lolos ke babak perempat final. Sebelumnya, Maria Febe Kusumastuti sudah mengamankan satu tempat buat wakil Indonesia di perempat final usai mengalahkan Yip Pui Yin 21-17, 21-4.