Ihsan mulai mengayun raketnya sejak berada di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). "Dulu kalau di kampung ada yang jual video bulutangkis.  Video pertama yang saya lihat itu mainnya Aa Taufik. Sejak itu saya langsung cinta sama bulutangkis," kata Ihsan.

Sejak itu, dia dilatih oleh ayahnya bermain bulutangkis. GOR Susi Susanti yang berada tak jauh dari rumah Ihsan di Tasikmalaya itu jadi saksi bisu dimulainya karier bulutangkis Ihsan di kancah internasional.

Tak ayal jika GOR susi Susanti jadi GOR sejarah buat Ihsan.

"Sejak kecil saya berlatih bersama ayah saya.  Baru setelah di Jakarta bertemu pelatih hebat.  Saya masuk PB Djarum 2010," ucap Ihsan menjawab pertanyaan fansnya saat meet and greet di booth PB Djarum di kawasan Istora Senayan. 

Ditanya arti supporter buatnya,  Ihsan mengaku supporter adalah salah satu hal yang sangat berharga buatnya.  Tanpa supporter dia tidak bisa berdiri seperti ini. 

Selayaknya seorang atlet,  kini targetnya dia bisa menjadi juara dunia dan Olimpiade mewakili Indonesia. "Pokoknya saya mau jadi juara di semua turnamen bergengsi di dunia," pungkasnya.