"Pertandingan hari ini cukup melelahkan. Tapi senang bisa menang," ujar Tiwi, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
Lebih lanjut Tiwi mengungkapkan, lawan mulai menekan dan memberikan perlawanan memasuki gim kedua. Pola permainan lambat dan menguras tenaga pun dimainkan lawan agar defense Ana/Tiwi bisa terbuka. "Sudah kami antisipasi dan siapa pun lawannya harus siap main capek," tambah Ana.
Menurut Ana, bermain tanpa beban dan strategi tepat sesuai yang telah direncanakan, dapat berjalan dengan baik pada pertandingan ini. Selain itu, kerja sama dan kekompakan keduanya tetap solid. "Kalau sudah di lapangan, segala sesuatu bisa terjadi, tinggal dikembalikan pada diri sendiri saja," ujar Ana.
Menyinggung lawan berikutnya, Tiwi hanya mengatakan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dan tampil maksimal saja. "Yang perlu disiapkan adalah fisik dan mental serta berusaha tampil maksimal," kata Tiwi.
Ana/Tiwi pernah dikalahkan pasangan Negeri Jiran ini pada perhelatan Indonesia International Challenge 2019 di Magelang, Jawa Tengah.
Pada laga delapan besar turnamen berhadiah total 850 ribu dolar AS, Ana/Tiwi bakal menantang unggulan ksempat asal Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida yang mengalahkan duet tangguh Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, 2117, 21-16.
Pearly/Thinaah mengaku sangat menyayangkan bisa kehilangan momentum di pengujung gim kedua. Wakil Malaysia ini gagal mempertahankan keunggulan, hingga akhirnya mampu disamakan lawan menjadi 20-20, dan berujung pada kekalahan 20-22.
"Kami kehilangan fokus, kami kehilangan momentum dan serangan kami melemah pada akhir penghujung gim kedua," ungkap Pearly.
Keduanya terlihat seperti kehabisan tenaga sehingga serangan yang dibangun dapat dipatahkan Ana/Tiwi. Ke depannya, pasangan Pearly/Thinaah akan memperbaiki kondisi fisik dan akan belajar dari kekalahan menyakitkan hari ini. "Kami mendapat pelajaran berharga pada hari ini. Ke depan kami mau mengembalikan kondisi fisik dan mulai menyusun rencana-rencana lainnya," demikian Pearly.