Dalam laga sepanjang 65 menit ini, Greysia/Apriyani, unggulan kedua turnamen, harus menguras tenaga demi menembus pertahanan ganda putri Jepang yang dikenal alot.
"Kami pernah merasakan menang dan sekarang merasakan kalahnya, kami tidak kecewa dan tidak merasa sedih. Tapi kami ingin terus berjuang dengan maksimal di kemudian hari," kata Greysia, seperti diberitakan Antara.
Greysia mengungkapkan, pertandingan mereka berlangsung seru. Namun, keduanya merasakan lelah yang luar biasa lantaran bermain reli yang menghabiskan tenaga. Bahkan, pada gim pertama, sempat terjadi reli terpanjang di turnamen BWF Super 1000 ini dengan 192 kali pukulan.
Greysia/Apriyani sempat kesulitan untuk mematikan lawan, namun bukan berarti pasangan Matsuyama/Shida bisa dengan mudah mencetak poin karena juga kesulitan mematikan ganda putri Indonesia.
"Tadi sudah sangat ketat dan mereka jarang melakukan kesalahan, dan mereka juga jarang mati. Kami akui itu. Kalau reli panjang ya seperti gitu, sudah capek tapi harus selalu fokus dengan pukulan. Rasanya seperti mau pecah," Apriyani, mengungkapkan.
Lagi-lagi, faktor ketahanan mental menjadi hal penting yang perlu diperbaiki oleh keduanya. Baik Greysia maupun Apriyani sepikiran, kondisi fisik yang sangat prima menjadi keharusan. "Jepang itu lawan yang ulet, mereka bukan hanya kuat tenaga tapi juga mental. Kami secara fisik harus dalam keadaan yang benar-benar fit," Greysia, menceritakan.