Pasangan Indonesia yang juga unggulan kedua turnamen itu harus bekerja ekstra keras sebelum menyingkirkan Matsumoto/Sakuramoto. Lewat laga yang ketat dan menguras stamina, andalan tuan rumah ini mampu menghempaskan harapan ganda asal Negeri Matahari Terbit itu.
"Bersyukur kami bisa menang. Kuncinya adalah komunikasi dan percaya satu dengan Greysia," ujar Apriyani usai berlaga, di Nusa Dua, Bali.
Menurutnya, ganda Jepang ini sangat tangguh. Keduanya harus memiliki stamina yang mumpuni untuk mengalahka unggulan ketujuh turnamen tersebut. "Memang kami sudah persiapkan sebelum tampil di pertandingan ini. Kami fokus pada persiapan stamina," kata Apriyani.
Pada gim pertama, Greysia/Apriyani tampil menekan dan tampak sudah mengetahui pola permainan lawan. Namun, memasuki gim kedua, ganda putri tuan rumah ini justru gagal mempertahankan keunggulan. "Kami jadi sering mati sendiri dan tidak cepat mengantisipasi setiap tekanan," kata Apriyani, melalui keterangan resmi Humas PP PBSI.
Memasuki gim ketiga, keduanya kembali menemukan performa terbaik dan meladeni lawan dengan stamina yang mulai mengendur. "Kami coba saja terus dan berusaha untuk tidak mati sendiri. Fisik mereka memang kuat," Greysia, menambahkan.
Pada babak semifinal dari turnamen berhadiah total 850 ribu dolar AS itu, Greysia/Apriyani berhadapan dengan unggulan ketiga turnamen asal Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai. Menanggapi lawan pada empat besar, Apriyani berujar, "Kita kerjakan satu per satu saja. Belum memikirkan laga lainnya. Kami mau berikan penampilan terbaik."
"Sekarang kami mau pemulihan fisik dulu untuk besok. Siapa pun lawannya kami harus siap," demikian Greysia.