Kedua pemain itu memiliki pengalaman yang jauh berbeda. Apriyani sudah banyak tampil pada ajang-ajang internasional bersama mantan partnernya, Greysia Polli. Keduanya telah menorehkan beragam prestasi, termasuk gelar di ajang super series BWF, perunggu Asian Games 2018 dan Kejuaraan Dunia, emas SEA Games 2019 sebelum mengukir sejarah emas ganda putri di Olimpiade. "Apriyani sudah terbiasa dengan segala macam tekanan dan keinginan untuk menang," kata Eng Hian, usai mengawal anak asuhnya di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Fadia yang masih harus belajar menghadapi tekanan apalagi bermain di depan publik sendiri dengan atmosfer yang luar biasa ini tidak mudah," Eng Hian, menambahkan.
Antara melaporkan, Apriyani/Fadia, runner-up Indonesia Masters 2022, terhenti di babak perempat final Indonesia Open 2022 seusai dikalahkan wakil Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan, 14-21, 19-21.
Kekalahan tersebut, menurut Eng Hian, disebabkan karena hal-hal non teknis, sebab secara pola permainan sebetulnya tidak ada masalah. Ia juga mengatakan, penampilan Apriyani/Fadia juga sudah jauh lebih baik dibandingkan turnamen-turnamen sebelumnya sejak kedua pemain itu pertama kali debut pada pesta olahraga Asia Tenggara di Vietnam, belum lama ini. "Seharusnya Fadia bisa bermain lebih tenang, polanya lebih pelan, tapi dengan atmosfer ini bisa berubah total karena mengikuti keinginan penonton," katanya.
"Ini yang harus dipelajari Fadia," demikian Eng Hian.