Bertanding di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (8/6), tunggal putri kelahiran 1 Maret 1998 itu melaju ke final turnamen BWF Super 1000 seusai mengalahkan Marín melalui drama tiga gim 21-11, 17-21, 21-13.
Pada laga ini pemain peringkat ke-2 dunia itu mengaku sempat kehilangan fokus menghadapi peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu. Dengan bermain lebih tenang, pemain asal Hangzhou itu mampu mengontrol pertandingan untuk akhirnya menang dalam tempo 1 jam 14 menit.
"Tidak mudah menghadapi laga ini melawan Carolina Marín. Lawan bermain dengan sangat baik sehingga saya sempat kewalahan. Saya kembali menemukan feeling dengan mengubah gaya bermain di gim ketiga untuk akhirnya meraih kemenangan," ungkap peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu.
Sementara, An menang atas Wang dengan skor 23-21, 21-13 untuk meraih tiket final. Pebulu tangkis asal Gwangju itu mengaku tidak mudah untuk bisa meraih kemenangan. Dengan bermain lebih tenang, An dapat meraih kemenangan dua gim langsung dalam tempo 57 menit. "Saya tahu laga ini tidak mudah untuk dilalui. Saya berpikir untuk bermain semaksimal mungkin untuk memenangkan laga kali ini," ujar An.
Sepanjang turnamen Indonesia Open 2024, juara All England 2023 itu mengaku termotivasi mengingat tampil di hadapan publik Istora Senayan, Jakarta. Motivasi juara dunia 2023 itu bertambah mengingat orang tuanya mendukung dengan langsung datang ke Jakarta. "Saya termotivasi bermain di turnamen Indonesia Open 2024, terlebih ayah saya yang menonton. Juga dukungan dari para penggemar membuat saya termotivasi untuk meraih kemenangan hari ini," tambah juara BWF World Finals 2021 itu.
Berdasarkan catatan head-to-head, An baru delapan kali menang dari 19 pertandingan melawan Chen. Dalam pertemuan terakhir, An bisa menang dan akhirnya menjadi juara Singapore Open 2024 dengan skor 21-19, 16-21, 21-12. "Tampil di turnamen Indonesia Open 2024 membuat saya bisa mempersiapkan diri dengan maksimal menghadapi turnamen akbar Olimpiade Paris 2024 mendatang," pungkasnya.