Pertandingan berdurasi 27 menit itu berakhir dengan kemenangan bagi Marín, yang menempati unggulan ketiga, dengan skor meyakinkan 21-8, 21-6.
Han adalah lawan kedua asal China yang dikalahkan oleh Marín pada turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000 ini. Di babak pertama, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu menang straight games 21-16, 21-18 atas Zhang Yi Man. Marín kemudian meraih tiket babak delapan besar berkat kemenangan atas wakil Taiwan, Wen Chi Hsu, dengan skor 21-12, 21-7.
"Saya menunjukkan performa yang luar biasa. Saya memiliki perasaan di lapangan untuk mengendalikan pola permainan, dan ini penting di stadion ini," tanggap Marín, dikutip dari laman Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Kamis (6/6).
Hingga perempat final Indonesia Open 2024, Marín belum kehilangan satu gim pun. Bagi Marín, suntikan semangat dari penonton Istora turut memotivasinya dalam melalui pertandingan demi pertandingan. Laman berita Kompas.id mencatat, Istora adalah tempat Marín meraih gelar juara dunia untuk kedua kalinya pada 2015 sekaligus tempatnya mengalami cedera lutut kanan pada final Indonesia Masters 2018.
"Tentu, bermain di Istora dengan penonton sebanyak ini sungguh luar biasa. Mereka banyak mendukung saya. Saya merasa sangat bersyukur tentang hal itu dan saya senang berada di sini," demikian Marín
Di semifinal Indonesia Open 2024, Marín akan menantang wakil China, Chen Yu Fei, yang menempati unggulan kedua.