Ribuan supporter di stadion Istora Senayan pun setia memberikan dukungan yang gegap gempita kepada pemain asal Thailand ini. Atas hasil itu Intanon juga memperbaiki rekor pertemuannya dengan Shixian menjadi 2-6.
Tak hanya itu, dia juga berpeluang mencetak sejarah dengan menjadi tunggal putri Thailand pertama yang menjadi juara di turnamen ini.
“Saya cinta supporter Indonesia! Saya senang sekali penonton di stadion memberi dukungan kepada pemain Thailand. Walaupun kami bukan pemain Indonesia, tetapi kami didukung terus,” kata Juara Dunia 2013 itu.
Juara dunia termuda sepanjang sejarah itu mengaku sangat senang, apalagi dalam enam kali pertemuan, dia selalu kalah. Tentunya, ini jadi pengalaman yang bakal tidak mudah untuk dilupakannya.
Di babak final, dia akan bertemu dengan pemenang antara rekan senegaranya Nitchaon Jindapon dan unggulan pertama Tiongkok, Li Xuerui. "Saya masih akan melihat dulu pertandingan keduanya di semifinal," jawabnya ketika ditanya peluang All Thailand Final di BIOSSP 2014.
Putri-putri Thailand memang tampil luar biasa di ajang berhadiah total 750 ribu dollar AS ini. Selain Ratchanok, Nitchaon juga mengamankan tiket semifinal. Thailand nyaris saja menjadi penguasa semifinal tunggal putri dengan mengamankan tiga dari empat slot di semifinal, sayangnya Busanan Ongbumrungpan harus terhenti di perempat final.