Akan tetapi, Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto, seperti dilansir sport.detik.com Selasa (30/5), meminta agar publik tak berlarut-larut mencela hasil buruk timnas di Gold Coast pekan lalu. Sebab, mereka pun tak memprediksi Indonesia tersingkir dini.
"Engga (menyangka). Kami perkirakan lawan India kami menang 3-2 dan dengan Denmark yang fifty-fifty, bisa menang bisa kalah. Kami tidak terpikirkan bahwa melawan India akan kalah telak 1-4 karena waktu tim memilih line-up sangat hati-hati sekali," kata Budiharto.
"Tapi yang jelas kegagalan kemarin di Sudirman akan menjadi pembelajaran yang penting buat PBSI. Artinya apapun turnamennya, sisi persiapan itu harus betul-betul baik. Ada proses yang dilalui dan mutlak. Terutama dari segi fisik, teknik, dan mental. Catatannya adalah itu,” sambungnya.
"Perkara kalah menang itu hal yang wajar. Salah jika orang-orang menilai susunan pemain kami saat menghadapi India sebagai bentuk overconfidence, merendahkan India, itu keliru banget, justru karena kami sangat hati-hati. Kami sadar ketika melihat India lawan Denmark walau skor 4-1 tapi di sisi pertandingan ada beberapa catatan penting yang harus diantisipasi dengan baik," ujar dia.
PP PBSI pun bertekad untuk membayar kegagalan itu pada turnamen terdekat. Dan salah satunya adalah di ajang BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017 yang akan beralangsung di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre (JCC), mulai 12 hingga 18 Juni 2017 mendatang.
"Saya kira masing-masing pelatih sudah memahami kekurangan dan kelemahannya dan itu menjadi pembelajaran pertandingan berikutnya. Dan perlu diingat Sudirman hanya salah satu event dari sekian banyak event lainnya," ungkap Budi.
"Wajar saja bagi fans bulutangkis dan beberapa media yang pertanyaannya lucu. Wajar saja memang kalau kalah hasilnya jadi serba salah, kalau menang semua senang. Ini juga risiko sebagai cabang olahraga yang jadi tumpuan masyarakat Indonesia.” lanjutnya.
"Tapi apapun itu harus disikapi secara positif, kita tidak boleh terpuruk, harus bangkit. Apalagi, ke depan ada tiga event besar, Indonesia Open, SEA Games, dan Kejuaraan Dunia. Kita lihat saja. Kami akan buktikan kalau kita masih eksis. Kalau kita tidak eksis kita tidak mungkin mengalahkan Denmark," pungkasnya.