Berkaca pada penyelenggaraan tahun lalu, Indonesia hanya meraih gelar di nomor ganda putra melalui Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Sementara andalan Indonesia pada nomor ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir harus puas hanya menjadi runner-up.
Perihal dirinya yang ditargetkan merengkuh gelar juara, Liliyana merasa makin tertantang. Pasalnya, sejak berduet dengan Tontowi, pebulu tangkis yang akrab disapa Butet itu belum sekali pun meraih gelar di kandang.
“Saya sangat penasaran meraih juara di rumah sendiri bersama Owi (Tontowi). Dua kali kami hanya sampai ke final. Masak sih kami bisa hattrick di All England, tapi di rumah sendiri tidak juara?“ tegas Butet yang pernah menjadi juara Indonesia Open saat berpasangan dengan Nova Widianto pada 2005.
Pada 2012, Lilyana/Tontowi kandas di final oleh Sudket Prapakamol/ Saralee Thoungthongkam. Tahun lalu, pasangan peringkat dua dunia itu kalah dari peringkat satu asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yun Lei di final.
Mengenai rekor kandangnya itu, Butet memiliki alasan tersendiri. “Saya memang agak terganggu kalau tampil di negara sendiri karena ada keluarga yang menonton langsung. Kalau di luar negeri kan enggak ada siapa-siapa jadi fokus saya hanya bermain,“ kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI Rexy Mainaky mengatakan untuk ganda putra, pihaknya juga menargetkan Ryan Agung Saputra/Angga Pratama juga menjadi tumpuan untuk merebut gelar.
“Mereka sudah selevel Ahsan/Hendra. Jadi saya juga pasang target juara bagi mereka,“ ucap Rexy. Untuk sektor putri, Rexy mengakui peluang merebut juara kecil mengingat Tiongkok masih mendominasi.
Namun, kekalahan Tiongkok dari Jepang di semifinal Piala Uber pada bulan lalu menjadi bukti bahwa Li Xuerui dan kawan-kawan bukan lawan yang tidak bisa dikalahkan.
“Ini harus jadi motivasi. Tiongkok itu bukan tidak mungkin dikalahkan. Bellaetrix (Manuputty) yang tahun lalu sampai ke semifinal, saya harap kali ini bisa lebih baik. Greysia Polii/ Nitya Krishinda juga punya peluang besar masuk final,“ jelas Rexy.
Selain mengincar gelar juara, PBSI juga bertekad untuk mempertahankan predikat sebagai penyelenggara turnamen internasional terbaik yang diberikan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sejak Indonesia Open 2012.
Ketua Penyelenggara Indonesia Open 2014 Anton Subowo, kepada awak media mengatakan pihaknya kembali ingin meraih predikat terhormat tersebut. “Hanya lima negara yang diberi kesempatan menggelar turnamen super series premier, yakni Indonesia, Malaysia, Denmark, Tiongkok, dan Inggris. Kami tidak ingin kehilangan predikat penyelenggara terbaik,“ kata Anton.