Skor 18-21, 21-13 dan 22-20 menandai pupusnya ambisi Simon untuk melaju ke babak berikutnya di turnamen berhadiah total USD 750.000 atau 7,5 Miliar tersebut.
Pada game pertama, kedua pemain yang memiliki tipe permainan yang sama ini berlangsung menarik, hingga beberapa kali terjadi kejar-kejaran angka, sebelum kemudian dengan beberapa kali lontaran serangan yang akurat, pebulutangkis Hongkong bisa merebut game tersebut.
Game kedua, Simon dan Hu Yun bermain makin bagus dan menyuguhkan tontonan yang menarik kepada ribuan Badminton Lovers yang datang langsung ke Istora Senayan. Namun Simon yang terlihat tampil lebih sabar di game kedua berhasil memaksakan terjadinya Rubber game setelah menutup game tersebut dengan skor yang cukup jauh, 21-13.
Mengetahui jagoan tuan rumah mendapatkan kesempatan untuk bangkit dan membalikkan keadaan, sorak-sorai penonton makin membahana. Ditambah lagi dengan dua pemain yang sama-sama tidak mau kalah pada babak penentuan, maka pukulan shuttle cock yang hanya bisa diperagakan pebulutangkis kelas dunia pun tersaji dihadapan mereka.
Simon yang kepercayaan dirinya pulih usai merebut game kedua bermain lebih agresif, Lob dan Dropshit akurat yang menjadi senjatanya berkali-kali merepotkan Hu Yun. Namun Hu Yun bukan lawan enteng, alhasil kejar-kejaran angka terus terjadi sepanjang game ketiga.
Puncaknya adalah menjelang angka kritis, Simon Santoso yang sudah mencapai Match point 201-19, membuat kesalahan sendiri yang membuat Hu Yun mendapatkan poin sehingga angka menjadi 20-20 yang artinya, pertandingan dilanjutkan dengan Deuce dan kesempatan servis ada pada Hu Yun. Fatal bagi Simon, di saat paling menentukan dua kali dia melakukan kesalahan, satu pukulannya menyangkut di net, dan satu forehand smashnya melebar keluar lapangan. Hu Yun melompat kegirangan, sementara suporter tuan rumah terhenyak.