Praveen/Debby Tak Mau Disamakan Dengan Owi/Butet

Luar Arena ‐ Created by BAZ

JAKARTA - Juara All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto tak mau posisinya disamakan dengan seniornya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Keduanya sepakat menyebut bahwa mereka masih berstatus sebagai pelapis di sektor ganda campuran.

Menurut Paraveen, pencapaiannya bersama Debby masih kalah jauh soal prestasi jika dibandingkan Owi/Butet yang sudah melanglang buana dengan segudang gelar yang diperolehnya. Posisinya kini hanya bertugas sebagai pembawa kejutan di setiap turnamen yang diikutinya.

Untuk itu, di BCA Metlife Indonesia Open Super Series Premier kali ini dia berharap bisa kembali memberikan kejutan bagi publik Tanah Air. Apalagi, sang pelatih Richard Mainaky menjadikan turnamen berhadiah total 900 ribu dollar itu sebagai salah satu puncak pencapaiannya tahun ini. 

Jelang Indonesia Open Super Series Premier 2016, Praveen berharap bisa bersiap diri di sisa waktu tersisa hingga 30 Mei mendatang. Persiapan yang baik dipercaya dapat membuahkan hasil yang maksimal. 

Kendati ditargetkan juara oleh PBSI di Indonesia Open 2016, dirinya merasa tidak terbebani. Sejumlah persiapan yang telah dilakoni bekerja sama antara keduanya dan pelatih dalam menentukan strategi diharapkan bisa dijalankan dengan baik di lapangan nantinya.  

Menyandang gelar juara di All England juga tidak menjadi beban tersendiri bagi keduanya. Hal itu justru jadi motivasi tersendiri mengingat pelatih sudah mempercayakan keduanya untuk tampil dan memberikan effort yang maksimal.

"Buat apa jadi beban, lebih percaya diri saja. Kemarin saja bisa juara, kok di sini sebagai tuan rumah malah tidak bisa?" tanya Praveen.

Praveen berharap di BCA Metlife Indonesia Open Super Series Premier 2016 bisa terjadi all Indonesian final untuk nomor ganda campuran. "Jadi sebisa mungkin di mix double itu jangan ada juara dari negara lain, tapi Indonesia yang juara. Kalau bisa all Indonesia final kenapa tidak?" ungkapnya. 

Tambah Praveen, dia dan Debby masih terus mengasah kemampuan untuk bisa lebih berkembang ke depannya. Sosok Owi/Buetet bagi mereka adalah panutan, bahkan kalau bisa mereka harus bisa punya prestasi lebih dari apa yang ganda campuran peringkat dua dunia itu raih.