Marc Zwiebler memang diakui sendiri oleh Simon sebagai pebulutangkis yang cukup tangguh sehingga tidak mudah dikalahkan. Terbukti, Simon berhasil dipaksanya bermain lebih lama meski sudah meraih game pertama dengan relatif mudah. Namun demikian, pasca pertandingan, Simon menyebut angin yang bertiup kencang di dalam Istora pada saat dia berduel dengan Zwiebler juga merupakan salah satu faktor dirinya bisa dipecundangi Zwiebler pada game kedua.
"Angin pada saat game kedua bertiup lebih kencang sehingga saya sulit meraih poin, disamping itu saya juga sering kurang sabar, selalu ingin cepat menyudahi permainan," ungkapnya saat ditanyai wartawan di ruang konfrensi pers, Rabu (18/06/2014).
Saat game ketiga, pertarungan berlangsung makin seru, kedua pemain benar-benar berusaha keras menampilkan permainan terbaiknya, meski pada permulaan game tersebut Simon sempat leading cukup jauh yaitu pada skor 4-0, 7-2, sampai 11-7. Saat pindah tempat, keberuntungan pun rupanya ikutan pindah, diluar dugaan Zwiebler malah berhasil melewati skor Simon saat kedudukan menjadi 12-13 untuk Zwiebler.
Setelah itu, kejar-kejaran angka pun terjadi hingga penghujung game. Publik tuan rumah yang begitu mendukung Simon dibuat ketar-ketir saat Zwiebler mencapai angka match poin lebih dulu, sementara Simon tertinggal 2 angka dibelakangnya. Namun Simon pantang menyerah, dia berhasil menyamakan kedudukan dan memaksa deuce. Servis pertama Simon yang tinggi saat kedudukan 20-20 disambar Zwiebler dengan smash keras, tapi menyangkut di net. situasi makin menguntungkan buat Simon. Servis kedua, lagi-lagi Simon mengangkat tinggi bola, pancingannya kembali berhasil, Zwiebler melompat tinggi untuk melontarkan smash, namun bola kembali menyangkut di net. Penonton pun bersorak kegirangan karena jagoannya berhasil mengatasi Marc Zwiebler.
Ditanyai perihal targetnya dalam turnamen setelah menundukkan Zwiebler, Simon hanya berujar pendek, "Satu-satu saja dulu, setiap babak semoga bisa saya lewati," tukas Simon.