Simon Santoso Usulkan Perbanyak Jatah Instant Review

Simon Santoso
Luar Arena ‐ Created by Andri

JAKARTA - Mengomentari diterapkannya teknologi Instant Review dalam penyelenggaraan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2014, pebulutangkis tunggal putra Indonesia Simon Santoso yang langkahnya terhenti di babak kedua oleh tunggal putra Hongkong, Hu Yun, mengusulkan agar jatah pemain untuk melakukan Chalenge atau meminta Instant Review ditambah.

"Ya, jika bisa ditambah jatah untuk meminta Chalenge-nya, sekarang ini kan cuma dua kali," usul Simon.

Lebih jauh Ia mengungkapkan bahwa dalam kondisi poin-poin kritis, seorang pemain terkadang sangat membutuhkan diterapkannya teknologi Instant Review tersebut. "Kalau di saat-saat krusial seperti itu jatahnya sudah habis bagaimana?," tanya Simon.

Sebagai Informasi, Instant Review adalah terobosan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) yang pertama kali digunakan pada ajang BWF World Super Series Finals 2013. Instant Review memperbolehkan pemain yang tidak setuju dengan keputusan hakim garis untuk melakukan challenge dengan langsung mengangkat tangan dan mengucapkan “challenge” kepada wasit. Setiap pemain hanya diperbolehkan melakukan hal ini sebanyak dua kali dalam satu pertandingan.

Wasit kemudian akan melihat video rekaman gerak lambat. Mirip seperti teknologi Eagle Eye yang diaplikasikan di cabang olahraga tenis. Jika challenge yang diajukan pemain terbukti benar, maka ia masih memiliki dua kesempatan lain untuk mengajukan hal yang sama. Tetapi jika challenge terbukti salah, maka pemain hanya tinggal memiliki satu kesempatan.

Ketika ditanyakan kesannya terhadap penyelenggaraan turnamen Indonesia Open tahun ini, Simon Santoso yang pernah jadi jawara turnamen ini tahun 2012 lalu menyebut penyelenggaraan kejuaraan Indonesia Open tahun ini adalah yang terbaik dibanding penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya.

"Penyelenggaraan tahun ini saya rasa adalah yang terbaik ya, lebih terorganisasi dengan baik," singkat dia.