Owi/Butet, sapaan akrab keduanya, sebenarnya memiliki keuntungan setelah berhasil memenangkan game pertama meski sempat tertinggal dalam pengumpulan poin.
Titik balik sehingga Owi/Butet mampu meraih game pertama dimulai saat skor 8-12, setelah terjadi pindah bola, Owi/Butet mengoleksi sembilan angka beruntun yang membuatnya berbalik unggul dan akhirnya menyelesaikan game pertama dengan satu game ditangan.
Ganda Tiongkok yang tidak mudah menyerah membuat game kedua berjalan lebih sulit bagi ganda Indonesia. Tercatat Beberapa kali Tontowi melakuan kesalahan sendiri yang memudahkan ganda Tiongkok mengoleksi poin. Owi/Butet bahkan tertinggal hingga 7-2, lalu berusaha mengejar, angkapun terus bergulir untuk kedua pasangan.
Dengan kerja keras mereka mengejar poin hingga imbang 10-10. Sayangnya, mereka kehilangan delapan poin beruntun yang membawa Xu/Ma unggul 18-10 dan akhirnya memenangi game kedua. Duel dua pasangan harus dilanjutkan ke game ketiga atau game penentuan.
Xu/Ma yang terlihat tampil dengan kepercayaan diri yang lebih besar, kemudian membuat game ketiga berjalan kurang seimbang. Bahu-membahu mereka terus menurunkan bola dan memainkan tempo, alhasil Tontowi/Liliyana terus bermain dibawah tekanan. Owi/Butet bahkan tertinggal cukup jauh 11-3. Tontowi/Liliyana memang terus berusaha untuk mengejar, tetapi usaha keduanya tak lagi cukup untuk mengejar Xu/Ma, Skor game terakhir menjadi 21-15.
"Kami bermain memang di bawah tekanan lawan, jadi posisi kami serba salah, sementara mereka justru sebaliknya serba mudah memainkan bola dan mengatur ritme permainan," Kata Liliyana usai pertandingan.
Hasil tersebut membuat pasangan OWi/Butet memperpanjang rekor tidak pernah menjuarai Turnamen Indonesia Open.